b:include data='blog' name='all-head-content'/>
bismillah

Welcome

31. Katakanlah ( Muhammad ), " Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. " Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang,
32. Katakanlah ( Muhammad ), " Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-org kafir. " ( QS. Ali Imron : 31-32 )
Fruity Cherry Heart

Rabu, 01 Desember 2010

Karakter Mukmin Sejati

Diposting oleh AKHWATimoet di 01.51 0 komentar

Setiap muslim yang baik pasti mempunyai cita-cita untuk menggapai “gelar kehormatan” sebagai seorang mukmin dari Allah SWT. Keunggulan dari segi kuantitas yang menjulang tinggi akan terlihat pincang jika sekiranya dari sisi kualitas jauh di bawah rata-rata. Berikut saya petikkan beberapa penggalan “Karakter Seorang Mukmin” dari beberapa sumber yang saya dapat dengan harapan bisa saling berbagi sebuah gambaran, cita dan harapan akan keber-islam-an dalam sisa-sisa usia kita untuk terus menjadi lebih baik.

Kegembiraan seorang mukmin akan tampak pada wajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan di dalam hatinya. Dadanya adalah yang paling lapang, dan hatinya sangat lembut dan ringan. Hati dan nuraninya dapat mencegah segala bentuk kejahatan dan mendorong untuk melakukan segala bentuk kebaikan. Hatinya dapat mengendalikan sifat iri hati, dengki, memaki orang lain, perbuatan tercela, kebencian, kesombongan, dan ingin dipuji.

Ketika hendak berbuat, akalnya selalu mempertimbangkan akibat perbuatannya. Orang beriman tidak suka berceloteh dan sangat menghargai waktu, tidak pernah sombong dan membuang-buang waktu. Tertawanya hanya dengan senyum, bentuk pertanyaannya adalah pelajaran yang berharga, dan evaluasinya adalah pemahaman. Ia tidak pelit dan tidak pernah terburu-buru, tidak pernah bosan dan tidak bodoh, tidak pernah mengeluh atau gelisah, tidak kasar dan tidak sombong.

Apabila menghadapi konflik, ia segera mengevaluasi segala sesuatunya dengan bijak dan simpatik. Ia selalu adil meski dalam keadaan marah. Bersikap lembut saat dibutuhkan dan memiliki cinta yang tulus. Janjinya dapat dipercaya dan selalu ditepati. Ia selalu menanamkan rasa kepedulian dan ingin selalu membantu orang, dermawan dan bertanggung jawab, selalu mengorbankan waktu untuk kepentingan agamanya, selalu mengendalikan hawa nafsunya, tidak suka membalas orang yang menyakitinya, dan tidak peduli terhadap hal yang tidak begitu penting.

Orang mukmin, jika dicaci dan dicela tidak pernah balas mencela; jika diminta atau dituntut sesuatu – bahkan dicegah untuk melakukan sesuatu – tidak pernah marah. Ia tidak pernah gembira yang membuat dirinya lupa diri, tidak iri atas kedukaan dan prestasi orang lain, dan bahkan rela mensyukuri nikmat orang lain.Ia tidak pernah menggunjingkan keburukan orang, selalu gembira dan manis mukanya, tidak keji dan tidak pernah menipu. Ia mampu menahan marah dan senantiasa tersenyum. Pandangannya amat teliti dan kehati-hatiannya begitu besar.

Inilah ciri-ciri Mukmin sebenarnya
READ MORE - Karakter Mukmin Sejati

Nikmatnya ghodul bashor ^^

Diposting oleh AKHWATimoet di 01.48 0 komentar

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”

Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada Al-Qur’an surat an-Nur ayat 32 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).



Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk memandang?? Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.

Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:

1. Pandangan yang liar adalah sarana menuju yang haram Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
2. Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
3. Masuknya setan ketika seseorang itu memandang Masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Pintarnya lagi, setan akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan melemparkan panah beracun pada diri kita dan setan melemparkannya secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya. Astaghfirullah…Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?
4. Pandangan tersebut akan menyibukkan hati Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya.
5. Kita dapat merusak hati orang lain Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa saja!!

Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis. Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.

Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35, Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bila hati ini telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih terus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang kita perbuat?? Jadi, kita tinggal memilih, ingin memiliki pandangan yang terjaga atau tidak ?? Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.

Ma’raji: Tazkiyatun Nafs, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dkk Awas Ada Setan, Mengenal Tipu Daya Setan dan Penangkalnya , Wahid Abdussalam, Yahya Mukhtar


READ MORE - Nikmatnya ghodul bashor ^^

SIFAT-SIFAT SEORANG AKTIVIS

Diposting oleh AKHWATimoet di 01.45 0 komentar

Wahai saudaraku aktivis dawah keberadaan antum dalam menyebarkan dawah Islam bukanlah perbuatan bidah namun seperti pohon rindang nan lebat daun & buahnya memiliki akar yang kokoh & cabang yang tinggi;

أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ Yang akarnya kokoh sedang cabangnya menjulang tinggi kelangit 2(QS. Ibrahim: 24).

Aktivis dakwah adalah orang yang menyebarkan kebaikan & cahaya kepada orang yang berada disekelilingnya melalui gerak & perbuatan melalui cahaya yang mengharap ridlo Allah & petunjuknya & dg itu kebaikan & pahala akan menghampiri diantara mereka & bagi mereka yang mengikutinya sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw: Barangsiapa yang menyeru kepada hidayah maka baginya ganjaran seperti ganjaran orang yang mengikutinya & tidak dikurangi sedikitpun ganjaran mereka .2 (HR. Muslim)

Wahai para aktivis dawah hendaknya kita selalu mengenang sabda Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh kaab bin Malik –semoga Allah meridloinya- yang mana beliau menceritakan bagaimana terjadinya baiat Aqabah kedua –baiat yang mampu menghalau syaitan & menggetarkan orang-orang Quraisy- dia berkata: … setelah sekelompok orang dari Aus & Khajraz berkumpul bersama Rasulullah saw & mengecek setiap orang dari mereka keteguhan agama & dirinya Rasulullah saw bersabda kepada mereka: Keluarlah kalian bersama saya 12 orang wakil ini utk menjadi penyeru diartara kaumnya .2 (HR. Ishaq & Ahmad) Jadi tangga dawah & jalan pergerakan serta arah tarbiyah rabbaniyah terlaksana melalui pengambilan baiat para pendawah yang memiliki kemampuan dalam diri mereka melakukan pembinaan & meluruskannya atas apa yang dicintai Allah & diridloi-Nya. Tanggungjawab ini merupakan bagian dari perjanjian yang memiliki syarat-syarat & ganjaran seperti yang telah Allah jelaskan tentang kisah Bani Israil dalam surat Al-Maidah dimana Allah SWT berfirman: وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرائيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيباً وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيل Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari ) Bani Israil & telah kami angkat diantara mereka 12 oran gpemimpin & Allah berfirman: Sesungguhnya Aku beserta kamu sesungguhnya jika kamu mendirikan sholat & menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku & kamu Bantu mereka & kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan kumasukkan ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu sesungguhnya ia talah tersesat dari jalan yang lurus. 2 (Al-Maidah: 12) Dari ayat tersebut Allah menjelaskan perjanjiannya bersama Bani Israil perjanjian dalam dua sisi ; syarat & ganjaran adapun perjanjan bersama para pemimpin pilihan yang merupakan keturunan dari nabi Yakub yang berjumlah 12 orang sedangkan perjanjian dg para pemimpin & orang-orang yang berada dibelakang mereka sebagai perjanjian atas setiap individu & perjanjian ini seperti yang dikenal dalam ilmu usul; ibrahnya bukan karena pengkhususan suatu sebab namun karena keuniversalitas lafadz yaitu perjanjian atas seluruh manusia yang memiliki hubungan yang erat dg Allah. Adapun syarat-syaratnya adalah: Mendirikan sholat & mencakup seluruh substansinya menunaikan zakat harta & hati zakat ilmu & pengetahuan kemudian beriman kepada para rasul & mengakui mereka & sesuatu yang dibawa oleh mereka dg perintah utk beribadah kepada Allah menjauhi Thoghut & tidak cukup hanya beriman dalam ucapan saja namun harus diaplikasikan dalam menolong mereka manhaj mereka jejak mereka & dawah mereka yang mereka bawa yaitu dg bentuk pinjaman & pengorbanan harta & jiwa & bahkan tidak hanya memberikan pinjaman namun juga mencakup pd melakukan ihsan dalam berinfak & bersedekah karena yang demikian merupakan pokok utama dalam setiap permasalahan sampai pd proses penyembelihan & penumpahan darah dalam berkorban. Kemudian setelah itu ganjaran sebagai manifestasi dari syarat وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً Kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik Karena konsekwensi pinjaman adalah kembali kepada pemiliknya maka bagaimana pinjaman ini akan kembali & kapan terjadinya? tentunya pinjaman tersebut akan kembali di dalam dunia & di Akhirat karena ia merupakan sebab terhapusnya dosa & masuknya surga-surga hal ini merupakan ganjaran yang paling sempurna dg perjanjian adapau bagi yang mengkhianatinya maka hasilnya sangatlah jelas yaitu kerugian di dunia & di Akhirat d an yang demikian merupakan kerugian yang sangat jelas. Kemudian setelah pemaparan yang singkat ini wahai para aktivis dawah bersegeralah utk selalu berbaik sangka kepada dirimu sendiri karena sebaik-baik peninggalan adalah sebaik-baik warisan yaitu melalui tarbiyah dg pemahaman yang mendalam iman yang kokoh & amal yang berkesinambungan. Setidaknya ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh para aktivis dawah yang mana telah kami klasifikasikan pd tiga bagian:

Sifat yang mesti dimiliki oleh setiap individu (sifat fardiyyah).

Sifat yang mesti dimiliki dalam berinteraksi dg masyarakat & komitmen terhadapnya (sifat kolektif).

Sifat yang mesti dimiliki dalam rangka meningkatkan kualitas dawah & jihad fi sabilillah.

PERTAMA: SIFAT-SIFAT FARDIYYAH2

Adapun sifat-sifat fardiyyah yang mesti dimiliki oleh seorang aktivis dawah adalah sebagai berikut:

1. Setiap individu hendaknya mengetahui jati dirinya & bersungguh-sungguh meningkatkan diri hingga mencapai tingkat ketaatan pd Allah & Rasul-Nya tunduk kepada segala sesuatu yang datang kepadanya baik berupa perintah & larangan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya: Yang disebut mujahid adalah orang yang bersungguh dalam taat kepada Allah maksudnya adalah sebelum kalian keluar ingin berhadapan dg musuh & memerangi mereka hendaknya kalian menyiapkan diri semampu kalian dg bersungguh-sungguh & kontinyu memerangi musuh yang menguasai jiwa kalian yang selalu mengajak kalian berbuat masiat kepada Allah & Rasul-Nya & membangkang dari hukum yang telah di syariatkan. Selama musuh ini masih melekat dalam diri kalian sehingga menjatuhkan martabat kalian & jauh dari ridla Allah SWT maka kalian tidak akan mungkin mampu mengalahkan & menguasai musuh Allah. Contoh yang lebih dekat adalah saat kalian memerangi manusia dari meminum khamar namun dalam rumah kalian terdapat minuman tersebut tentunya kenyataan seperti itu merupakan kontradiksi yang sangat gamblang antara perkataan & perbuatan & akan menjadi penghancur wibawa kalian penghalang aktivitas kalian & pembatas ruang lingkup kalian ditengah masyarakat umum.

Maka pertama kali yang harus kalian lakukan adalah menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah SWT & melepasnya dari segala kebebasan yang bertentangan dg syariat Allah baru setelah itu berdawah kepada orang lain.

2. Setelah tingkatan jihad adalah tingkatan hijrah. Hijrah yang dimaksud disini bukanlah dalam arti dzahir; meninggalkan tempat tinggal dari kebisingan & kesemrawutan namun yang diinginkan adalah hijrah dari berbuat masiat kepada Allah menuju ketaatan & ridla Allah SWT. Seorang muhajir hakiki adalah jika ia keluar dari tempat tinggalnya karena dilingkungannya ia tidak menemui tempat yang layak utk mempraktekkan secara leluasa hukum-hukum Allah & Rasul-Nya. Namun jika seseorang keluar dari tempat tinggalnya bukan dalam rangka meningkatkan ketaatan kepada Allah tapi utk berbuat masiat kepada-Nya; sungguh ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar & tidak akan memberikan manfaat sama sekali akan hijrahnya dari ujian & musibah. sabagaimana yang telah dijelaskan oleh Raslullah saw dalam sabdanya saat ditanya tentang mana hijrah yang paling utama: Adakah hijrah yang paling utama wahai Rasulullah? Rasul bersabda: hijrah dari sesuatu yang tidak disukai oleh Tuhanmu .2 Dari sini jelas bahwa seseorang yang selalu melakukan masiat kepada Allah maka hijrahnya dari tempat tinggalnya ketempat lain tidak ada nilainya sama sekali disisi Allah SWT maka dari itu saya mengingatkan kepada para aktivis utk segera memerangi kekuatan besar yang berada dalam tubuh kalian sebelum kalian melakukan dawah di alam luar meencermati kondisi hati & selalu memobilisasinya dg ketaatan kepada Allah baik dalam kadaan susah / senang sebelum berhadapan dangan kaum kuffar yang memerangi Islam. Hendaknya kalian -dengan kalimat sederhana- seperti seekor kuda yang diikat kuat dg tali yang ditambatkan dibumi walaupun begitu kuatnya mampu malepaskan diri dari ikatan tersebut sebagaimana sabda Rasulullah saw: Perumpamaan seorang mumin & iman seperti seekor kuda yang memiliki berbagai perbedaan dari kuda liar yang selalu berkeliling mengitari lapangan & masuk kesetiap kebun dg gagah berani masuk kesuatu tempat yang terdapat tumbuhan/rumput yang hijau .2

Hendaknya sifat aktivis dakwah seperti seekor kuda liar & melatihnya menjadi kuda peliharaan yang tertambat dg tali.

3. Berusaha mendisiplinkan & menertibkan aturan hidup yaitu dg lebih dahulu memerangi kebejatan lingkungan terdekat. Maksudnya disini adalah rumah tangga hendaknya kalian memperbaiki rumah tangga kalian kerabat sahabat dekat & lingkungan bukan berarti dg mencela mencaci & membantah mereka namun dg melakukan -secara individu & interaksi sosial- sosialisasi akan keabsahan misi prinsip & ajaran Islam. Karena masyarakat yang terbiasa dg melewati kehidupannya tanpa tujuan & maksud yang jelas seperti halnya seekor binatang tidak mau mengikuti alur kehidupan kalian kecuali mereka telah melihat langsung gambarannya yaitu dg memperlihatkan diri kalian kepada istri-istri anak-anak bapak-bapak ibu-ibu kerabat-kerabat & sahabat kalian prilaku yang baik walaupun pd awalnya kalian orang asing ditengah-tengah keluarga & tempat tinggal kalian. Kursi jabatan yang selalu diimpikan kebanyakan orang dalam mimpi indahnya adalah tampuk kekuasaan & jabatan yang enak seakan seperti lampu yang penuh bara api yang panas bagi kalian. Ala kuli hal kalian wajib melakuan perubahan kepada setiap orang yang kalian anggap paling dekat & katakanlah kapada saya: Demi Allah adakah orang yang telah melakukan perbaikan dalam rumah tangganya tidak mesti melakukan hal yang sama kepada orang lain? sungguh saya sangat gembira sekali & tentram mendengar kabar adanya pergulatan & perdebatan antara anggota jamaah & kerabat mereka dalam rangka mempertahankan aqidah Islamiyah. Namun pd sisi lain saya merasa cemas sekali jika mendengar ada suatu tempat yang belum terjamah sama sekali oleh anggota jamaah sampai sekarang.

Yang perlu diperhatikan disini adalah seseorang jangan melakukan pertentangan / jihad kecuali membekali diri dg logika seperti halnya dokter saat memeriksa pasiennya karena pd hakikatnya seorang dokter tidak mengobati sipasien namun mengobati apa yang dalam dirinya dg segala daya dia memberikan nasehat & motivasi sehingga saat si dokter memberikan obat yang pahit sekalipun / melakukan operasi pd bagian anggota badannya maka pasien akan menerimanya dg senang hati. Begitulah hendaknya para aktivis dawah dalam mengarahkan saudaranya yang sedang terbuai kelalaian & kesesatan menuju jalan yang lurus & hidayah mereka tidak merasa bahwa kalian menggurui mereka sehingga tidak timbul sikap permusuhan dari mereka. Sesungguhnya dawah ini tidak akan tegak -sebagaimana yang telah saya utarakan dg singkat dalam seminar sebelumnya- dg perdebatan baik lisan maupun tulisan walaupun yang demikian merupakan hal mendasar dalam dawah namun jalan terbaik & mulia adalah dg menampakkan diri menjadi tauladan. Jika mereka memandang & mengenal kalian dari kemuliaan perjalanan hidup kesucian akhlak & memiliki semangat juang dijalan Allah merekapun akan mudah menuruti perkataan & ucapan kalian tentunya hal tersebut merupakan cerminan dari sifat Rasulullah saw sebagaimana beliau pernah bersabda tentang karakteristik orang beriman: Jika dipandang mereka selalu berdzikir kepada Allah .2

Saya tidak menyeru kalian utk merubah diri kalian dg serta merta karena yang demikian tidak akan mudah kecuali dg bertahap. Saat kalian ingin memerangi lingkungan dekat berjuang & berkorban demi mencapai tujuan maka cara pengorbanan yang dilakukan secara tidak langsung akan membentuk pribadi baik & pd saatnya nanti akan menjadi suri tauladan yang baik dalam dawah.

Hendaknya kalian mengiringinya dg mempelajari al-Quran & sunnah dalam dawah dg penuh keseriusan & kejelian hingga dapat memahami cara yang tepat mencari jalan hidup yang diinginkan Islam & tipe macam apa yang dicintai Allah SWT / yang diidamkan oleh Rasulullah saw. Sifat karakteristik & akhlak apakah yang dituntut Islam kepada para aktivis gerakan Islam hingga mampu mengangkat bendera dawah & jihad setelahnya? tentunya diantara banyak proses dalam menyiapkan kelompok yang memiliki kecerdasan & kesiapan menghadapi perang membutuhkan 15 tahun yang berkesinambungan dalam marhalah tatsqif & tadrib (pelatihan). Maka hendaknya kalian mempelajari secara rinci periode persiapan ini & memahami fase-fasenya sehingga dapat mengetahui sifat yang bagaimana yang diutamakan oleh Rasullullah saw dalam membentuk para pengikutnya sebelum mempersiapkan yang lainnya mana yang lebih dahulu diutamakan & mana yang diakhirkan? & batas amal apakah yang perlu dikembangbangkan? kapan pujian kepada mereka diberikan? Tauladan inilah yang mesti dijadikan sandaran dalam rangka membersihkan diri. Kalaulah bukan karena waktu yang terbatas saya akan menjelaskan secara detail apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw: Barangsipa yang cintanya karena Allah murka karena Allah memberi karena Allah & mencela karena Allah maka telah sempurnalah keimanannya .2

Bahwa manusia tidak akan sempurna keimanannya kecuali ia melandasi segala kecintaan kemurkaan/kebencian celaan & pemberiannya karena Allah SWT semata tidak ada sedikitpun motivasi & dorongan serta ambisi pribadi apalagi duniawi yang melekat dalam dirinya. Dalam hadits lain Rsulullah saw bersabda: Allah memerintahkan kepada saya 9 perkara: takut kepada Allah saat sunyi & ramai menegakkan keadilan saat marah & suka merasa puas saat miskin & kaya menyambung silaturrahim saat terputus memberi kepada orang yang mengharamkannya kepadaku memaafkan orang yang mendzalimiku menjadikan diam sebagai bahan perenungan lidah sebagai dzikir & pandangan sebagai ibrah (pelajaran) .2 Setelah itu beliau melanjutkan: Dan memerintahkan kapada yang maruf & mencegah yang mungkar .2 Dari sini dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dg wasatan adalah jika memfokuskan diri kepada melakukan amar amruf nahi mungkar wajib bagi setiap individu memiliki sifat demikian karenanya tidak akan mungkin terlaksana dawah ini kecuali dg merealisasikan tuntutan yang urgen ini.

KEDUA: SIFAT-SIFAT KOLEKTIF

Setelah membahas sifat-sifat personal kita membutuhkan bagian lain yaitu sifat-sifat kolektif sebagai penopang pembangunan kehidupan bersama & melakukan konsolidasi sistem gerakan serta menambah kekokohan jamaah agar terjalin sesama anggota saling cinta gotong royong & tolong menolong saling memberi nasehat & wasiat pd kebaikan & kesabaran serta bersama-sama melaju dalam jalan dawah.

Sifat-sifat ini juga dibutuhkan oleh jamaah lainnya dimuka bumi ini karena jika tidak akan terjadi diantara mereka saling mengedepankan kepentingan pribadi sehingga tidak memiliki hubungan yang erat & pd akhirnya mereka tidak mampu melawan kebatilan & memberantasnya. Saya tidak memungkiri kebenaran yang ada dalam tubuh umat sifat yang mulia & akhlak yang terpuji namun yang sangat disayangkan adanya keinginan menonjolkan sifat individualnya karena jika yang demikian masih melekat dalam tubuh suatu jamaah maka akan sulit menolak tantangan yang lebih besar kecuali hanya berkisar kepada perbaikan pribadi.

Misi yang harus dilakukan setelah memperbaiki diri perjalanan hidup setiap anggota adalah bertawakkal (menyerahkan segala urusannya) kepada Allah sehingga menghasilkan keharuman citra & sejarah yang mulia & diirngi dg kesempurnaan amal jamai (kolektif). Bahwa akrobat sekalipun ia berani kuat & mampu mengangkat beban yang berat & dapat melawan beberapa orang dalam satu pertandingan namun ia tidak akan mampu menandingi sekelompok tentara yang tertata rapi. Demikianlah banyak diantara kita yang terpecah-pecah dalam mensosialisasikan kebajikan namun tidak memiliki ikatan hati & ukhuwah ibaratnya mereka seperti pemain akrobat yang tidak mau bekerja sama dg kelompoknya secara teratur namun ia mau menghadapi musuh yang bersatu dalam barisan yang rapi. Kebaikan individu umat islam kepribadian yang baik & terpuji baik ketinggian akhlak & perjalanan hidup yang suci adalah merupakan keniscayaan namun kami akan merasa tenang & tentram jika hal tersebut diiringi dg kebaikan kolektif.

Al-Quran telah menjelaskan permasalahan ini dalam beberapa ayat-ayatnya sebagaiman telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw secara gamblang pd sekian banyak sabdanya. Jika kita mau menelaah Al-Quran & sirah Rasulullah saw & sejarah para sahabat -semoga Allah melimpahkan ridla-Nya kepada mereka- akan kita dapati suri tauladan yang baik yang tidak terhitung jumlahnya tentang akhlak kolektif yang menakjubkan karena itu kalian hendaknya menelaah kembali kitab-kitab yang berkenaan dengannya secara teliti & cermat hingga melahirkan pertanyaan: apa & dari segi mana kekurangan akhlak tersebut kemudian apa kiat-kiat utk mengetahui akhlak tersebut. Fenomena yang dapat dilihat dari kehidupan kita adalah bahwa setiap individu tidak bisa hidup dalam kesendirian tapi mesti berinteraksi dg orang lain jika ada dalam setiap individu memiliki sifat berbaik sangka sikap terpuji akhlak mulia itsar & berkorban maka perbedaan karakter tidak akan menjadi penghalang dalam membangun kebersamaan diantara mereka karana suatu jamaah tidak akan dapat terbentuk kecuali berdiri diatas prinsip ; membuang buruk sangka terhadap orang lain sebagaimana ia mampu membuang buruk sangka yang ada dalam jiwanya sendiri. Jika tidak dapat menemui sifat itsar & berkorban dalam jiwa kalian maka janganlah berfikir mampu akan melakukan revolusi (perubahan) dalam kehidupan sosial.

KETIGA:

Sifat yang mesti dimiliki dalam rangka meningkatkan kualitas dawah & jihad fi sabilillah.

1. MUJAHADAH DI JALAN ALLAH

Adapun sifat ketiga adalah mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam barjuang di jalan Allah SWT hal ini telah disebutkan dalam Al-Quran & sunnah Rasul secara detail & terperinci. Pertanyaannya adalah: Bagaimana & tingkatan mana yang harus diaplikasikan lebih dahulu? utk menjawabnya kita harus mencermati sesuatu yang tersirat dalam Al-Quran & sunnah baik dari segi hukum & pendidikan & meneliti kembali dari segi mana yang dapat kita jadikan senjata utk berperang dijalan Allah SWT? dari sini secara singkat saya akan jelaskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh setiap aktivis dalam bermujahadah di jalan Allah SWT.

2. SABAR

Sabar merupakan konsekwensi dari sifat pertama.

Sifat ini bukan hanya merupakan salah salah konsekwensi logis yang harus diterapkan dalam bermujahadah di jalan Allah namun juga merupakan bagian dari sifat dalam segala hal perbedaannya adalah ; bahwa dalam mujahadah di jalan Allah (jihad) membutuhkan kesabaran yang begitu kuat sehingga tidak mudah lentur & lemah keimanannya sedang jihad dalam arti bekerja & berusaha juga membutuhkan kesabaran namun dalam ukuran yang berbeda.

Sabar dalam jihad dijalan Allah memiliki berbagai macam cara: diantaranya adalah kehati-hatian & tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu kegiatan / step by step (selangkah demi langkah). Selain itu adalah al-istiqamah & gigih dalam beramal sehingga tidak mudah futur saat menjumpai kesulitan ujian & rintangan. Atau juga tidak mudah berputus asa jauh dari sifat al-wahn (cinta dunia & takut mati) walaupun tanda-tanda keberhasilan yang diharapkan belum tampak jelas tapi terus bekerja walau dalam keadaan bagaimanapun. Adapaun ciri lainnya ; tidak mudah goyah saat berhadapan dg bahaya kesulitan rintangan yang akan mengancam jiwanya. Tidak mudah kehilangan keseimbangan walau dalam keadaan yang sangat kritis & genting baik yang menyangkut dg gejolak hati. Tidak gegabah. Tidak hanya mengandalkan perasaan sebelum mengerahkan nalar & penelitian (cek & ricek) terlebih dahulu. Dan selalu melakuakn kegiatannya dg penuh ketenangan kecermatan akal ketegaran & kegigihan.

Perlu diketahui bahwa kalian tidak hanya diperintahkan utk bersabar saja namun juga deperintahkan utk mengokohkan & meneguhkan kesabaran tersebut didalam lubuk hati kalian. Menghadapi kekuatan musuh yang mamiliki persenjataan lengkap harus dg senjata yang lebih unggul dari mereka sehingga dapat dg mudah menghancurkan & menundukkan mereka Allah SWT berfirman: dan kuatkanlah kesabaran kalian setelah sebelumnya diperintahkan: wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian .

Sesungguhnya saat berperang dg mereka guna meninggikan bendera kebenaran harus diimbangi dg kesabaran karena kalian mungkin tidak dapat menemui diri kalian yang layak dg asumsi bahwa mempersenjatai diri dg sepuluh macam kesabaran sudah cukup. Bacalah sejarah peristiwa perang dunia kedua bagaimana kesabaran yang ditampakkan oleh bangsa Jerman Jepang & Amerika dalam menegakkan kebatilan mereka menghancurkan pusat laboratorium pabrik-pabrik rumah-rumah & terminal-terminal dg tangan mereka sendiri padahal dg susah payah mereka membangunnya & memakan waktu yang begitu lama. Jika memang harus terjadi peperangan kenapa harus tega membantai manusia dg tank-tank yang dikendarai prajurit yang kekar diatas roda-roda yang terbuat dari besi yang kuat? Kenapa mereka begitu sabar & istiqamah melakukan penyerangan dg pesawat tempur padahal mereka juga terancam kematian? selama kesabaran tidak mencapai 105 % dibanding kesabaran mereka kita tidak akan mungkin bisa melawan & mengalahkan mereka.

Selama dari segi kekuatan & jumlah kita tidak diperhitungkan oleh mereka maka kalian tidak boleh merasa rendah diri namun tanamkanlah kekuatan diri & jiwa dg kesabaran tsabat (keteguhan hati) & istiqamah.

3. ITSAR

Memiliki sifat itsar (mendahulukan kebutuhan/kepentingan orang lain) & jiwa berkorban; baik terhadap waktu tenaga fikiran & masa depan & berkorban terhadap cita-cita & harapan.

Selama kita masih terus dianggap terbelakang dibandingkan dg kekuatan mereka & utk melengkapi kekurangan -dari segi senjata & personil- utk mengalahkan mereka agak sulit & membutuhkan waktu lama maka kita harus memiliki keunggulan lain; jiwa berkorban & itsar (mementingkan hajat orang lain). Namun yang membuat hati saya sedih & meneteskan air mata; ada diantara kita yang sudi menjual diri mereka kepada musuh-musuh Allah hanya karena ingin mendapatkan harta yang sedikit.

Hal tersebut merupakan fenomena yang dapat menghilangkan gairah umat utk berjuang sehingga tidak ada lagi harapan yang ingin di capai. Ada diantara mereka yang berat mengorbankan diri utk berkhidmah kepada agama Allah walau dg imbalan yang minim. Jika diantara kita tidak ada yang mau berkorban & tidak berusaha memompa diri dalam berjihad dijalan Allah maka bagaimana mungkin sebuah gerakan Islam akan maju & berkembang ditengah arus globalisasi yang kian gencar ini. Padahal tidak ada suatu gerakanpun didunia ini yang bisa maju & berkembang jika hanya bergantung kepada personilnya hanya mengandalkan kekuatan tangan & kaki saja. Karena keduanya tidak akan mungkin memberikan manfaat jika tidak diiringi dg hati yang bersih & akal yang cerdas. Dengan kata lain kami membutuhkan pemimpin & jendral yang berilyan agar dapat dimanfaatkan dalam dawah … namun ironisnya; mereka yang memiliki potensi ideologi & kecerdasan akal memiliki kecerdasan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia gigih dalam bekerja siang & malam & memiliki prestise yang tinggi namun tidak memiliki perhatian terhadap dawah apalagi mereka tidak mau mengorbankan karirnya maka akan sulit mewujudkan impian & harapan guna membangun Islam & bangkit dari keterpurukan.

Jika kalian tetap mengharapkan kepada mereka yang kering akan jiwa berkorbannya guna memenangkan peperangan kepada mereka yang suka berbuat kerusakan dimuka bumi ini yang gencar menginfakkan harta mereka demi menegakkan kebatilan maka tidak ada yang dapat kalian raih & capai kecuali hanyalah kehinaan belaka.

4. SEMANGAT DALAM MENGGAPAI CITA-CITA

Jika ada yang memahami misi gerakan ini hanya sekedar pemberian jaminan kehidupan yang tentram sementara tidak ada dalam dirinya tanggung jawab utk menyebarkannya maka pd hakikatnya pemahaman tersebut tidak akan memberikan kontribusi positif dalam gerakan dawah ini ibaratnya tidak menggemukkan & tidak pula menghilangkan rasa lapar.

Sesungguhnya kewajiban kita semua adalah memiliki hati yang bergelora & menyala yang bisa disumbangkan demi kemaslahatan dawah. Paling tidak harus ada dalam diri kita jiwa semangat memajukan dawah ini. Jika anak anda sakit maka jangan dibiarkan begitu saja tapi bawalah ia ke dokter. Saat anda tidak menemui solusi akan kebejatan moral anak anda & membuat kekhawatiran yang mendalam sehingga mendorong anda utk berusaha & bekerja keras utk memperbaikinya maka lakukanlah sesegera mungkin.

Kita harus memiliki perasaan yang jujur dalam setiap keadaan guna mencapai misi ini bersikap tenang ikhlas & bersih dari keinginan duniawi & selalu berkeinginan utk meningkatkan kesungguhan sehingga urusan pribadi & keluarga dinomor duakan bahkan tidak menolehnya kecuali dg sikap pasif. Kita tidak melakukan usaha utk urusan pribadi saja kecuali hanya sedikit waktu / tenaga yang dialokasikan sehingga pekerjaan yang kita lakukan tidak hanya tertuju pd kesenangan hidup duniawi saja. Perasaan ini jika tidak bersumber dari lubuk hati yang murni & diiringi dg ruh & jiwa bergelora maka akan sulit memberikan kewibawaan terhadap perkataan yang kita ucapkan. Apakah kalian tidak melihat mayoritas manusia yang mendukung & memberikan motivasi melalui opini yang mereka sampaikan namun sedikit diantara mereka yang mau berpartisipasi dalam gerakan ini & berkorban dg harta & jiwa mereka.

Kalau saja pd tiap diri kita memiliki pemikiran yang demikian & berusaha mengevaluasi apakah kita termasuk anggota jamaah ini dalam bentuk ideologi saja / secara keseluruhan / ada dalam jiwa ini keinginan yang bergelora utk merealisasikan misi dawah & berusaha semampunya membentuk perasaan ini dalam jiwa walaupun tidak memiliki hubungan yang erat dg dawah? padahal sejatinya jika hati manusia memiliki ikatan yang erat dg misi dawah maka ia mesti membutuhkan motivasi & mobilisasi dari pihak lain karena merupakan hal yang mustahil adanya kekuatan di pusat namun dicabangnya ada kelemahan & kelalaian dalam tugas menyebarkan dawah sehingga penyakit incapabiliti & paralizati terjangkit hanya bisa memberikan solusi dg memindahkan sebagian anggotanya dari suatu tempat ketempat lainnya / menonaktifkannya dari dawah.

Jika ada diantara kalian anaknya sakit janganlah kalian serahkan hidup & mati anak itu kepada orang lain jangan anda tinggalkan begitu saja dg alasan tidak ada yang mampu menyembuhkannya tidak ada yang memberikannya obat / tidak ada dokter. Jika kalian tidak menemukan orang yang mampu menngobatinya maka hendaknya kalian melakukannya sendiri karena anda lebih berhak daripada orang lain. Tidak mustahil ada orang yang memiliki perhatian terhadap anak orang lain & berusaha ingin mencampuri urusannya namun sangat tidak mungkin ada orang yang tega menutup matanya terhadap urusan anaknya sendiri & tidak mau berusaha mengobati anaknya jika jatuh sakit.

Demikian juga hubungan kalian dg dawah ini yang bersumber dari lubuk hati kalian bagaimana mungkin kalian rela acuh terhadap dawah ini sibuk dg urusan lain sebagaimana tidak mungkin jika kalian hanya bersantai & duduk-duduk dirumah sibuk dg pekerjaan pribadi dg alasan tidak ada yang membantu dalam meningkatkan ruhiyah / menegurnya jika melakukan kesalahan. Jika hal ini tidak menunjukkan sesuatu pd diri kalian kecuali karena lemahnya hubungan diri kalian dg Allah & kurangnya semangat berkorban utk meninggikan kalimat Allah dimuka bumi.

Jika saja hubungan kalian dg Allah sangat kuat maka tentu kalian akan melupakan diri kalian sendiri tidak akan takut terhadap kematian & kehidupan yang penuh hambatan. Maka perkenankan kepada saya mengatakan sesuatu ; jika kalian melangkahkan kaki dalam dawah ini dg hati yang dingin maka pasti kalian akan menemui kegagalan yang dahsyat kegagalan yang tidak akan memancarkan keberanian para generasi selanjutnya utk bergelut dalam gerakan dawah hingga masa yang panjang. Hendaknya kalian memperlihatkan ketegaran hati & akhlak terpuji sebelum memikirkan langkah berikutnya yang begitu besar menyiapkan diri dg keberanian & kegigihan serta siap menghadapi bahaya yang siap menghadang dalam berjihad dijalan Allah SWT.

5. BERKESINAMBUNGAN DAN TERATUR

Hendaknya kaian membiasakan diri dalam melakukan kegiatan yang berkesinambungan & teratur. Sungguh umat Islam sebelum kalian telah mengaplikasikan hal itu dg melakukan perbuatan yang mudah & tidak melangkah kecuali jelas maksud & tujuannya. Walaupun pekerjaan yang mereka lakukan sebelumnya termasuk sia-sia seperti debu yang berterbangan. Hendaknya kalian merubah kebiasaan kalian & melatih diri kalian dg pekerjaan yang tetap memiliki prospek & hasil dalam jangka panjang dg teratur & rapi. Karena setiap perbuatan walaupun nilainya rendah dalam pandangan kalian namun memiliki nilai yang strategis hendaknya kalian melakukannya dg itqan (propesional & proporsional) tanpa menunggu hasil dg tergesa-gesa tanpa mengharapkan pujian & ucapan terimakasih dari orang lain atas kerja keras kalian.

Karena medan jihad tidak hanya satu periode & setiap prajurit dalam berperang tidak semuanya maju kebarisan depan namun dalam bahasa jihad perang hanya sekali & karenanya membutuhkan persiapan yang matang & waktu yang panjang jika ada beberapa ribu pasukan sedang berperang menghadapi musuh dibarisan terdepan maka harus ada barisan dibalakang sepuluh ribu pasukan lain yang berdiri & sibuk menyiapkan kebutuhan perang walaupun pd kenyataanya nilai tidak sebanding dg orang yang terjun langsung dalam perang.

Semoga kita semua menjadi aktivis dakwah yang mau memiliki sifat-sifat tersebut diatas sehingga mampu mengemban amanah dakwah secara maksimal & mampu melakukan perbaikan di tengah masyarakat yang sedang dilanda sakit.

Allahu Akbar Walillahilhamdu…
READ MORE - SIFAT-SIFAT SEORANG AKTIVIS

Tujuh Keajaiban Dunia

Diposting oleh AKHWATimoet di 01.44 0 komentar
Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas

Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?



Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

* Hewan Berbicara di Akhir Zaman



Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,



“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.



Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]



Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,



“Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]



* Pohon Kurma yang Menangis



Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,



“Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]



Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,



“Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang korma itu (untuk menenangkannya)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]



* Untaian Salam Batu Aneh



Mungkin kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana dalam sabdanya,



Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang”.[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].



* Pengaduan Seekor Onta



Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya.



Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai Rasulullah”.



Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,



“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]



* Kesaksian Kambing Panggang



Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:



Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,



“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun”. Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]

* Batu yang Berbicara



Setelah kita mengetahu adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala perkara ghaib.



Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,



“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]



Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]



* Semut Memberi Komando



Mungkin kita pernah mendengar cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara dengan hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya hewan yang berbicara kepada hewan yang lain, bahkan memberi komando, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Hewan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,



“Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS.An-Naml: 16-19).



Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin



Diambil dari www.almakassari.com
READ MORE - Tujuh Keajaiban Dunia

Ingin seperti Rasulullah............

Diposting oleh AKHWATimoet di 01.36 0 komentar


1. Kesederhanaan Rasulullah

Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Air mata ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?” ‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”

Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”

‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)



2. Rasulullah SAW sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:

* Rasulullah SAW tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah SAW menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.

* Rasulullah SAW selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah SAW memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

* Rasulullah SAW tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah SAW menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

* Rasulullah SAW sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah r.a. dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.

* Rasulullah SAW tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.

* Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu?” Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia.” Rasulullah SAW berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”

* Rasulullah SAW tetap lembut dan santun kepada istri. Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.

Inilah sebaris Kehidupan Rasulullah.....Apakah kita termasuk Umatnya ???

Maka ikutilah Jejak Hidupnya !!!
READ MORE - Ingin seperti Rasulullah............

Rabu, 01 Desember 2010

Karakter Mukmin Sejati


Setiap muslim yang baik pasti mempunyai cita-cita untuk menggapai “gelar kehormatan” sebagai seorang mukmin dari Allah SWT. Keunggulan dari segi kuantitas yang menjulang tinggi akan terlihat pincang jika sekiranya dari sisi kualitas jauh di bawah rata-rata. Berikut saya petikkan beberapa penggalan “Karakter Seorang Mukmin” dari beberapa sumber yang saya dapat dengan harapan bisa saling berbagi sebuah gambaran, cita dan harapan akan keber-islam-an dalam sisa-sisa usia kita untuk terus menjadi lebih baik.

Kegembiraan seorang mukmin akan tampak pada wajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan di dalam hatinya. Dadanya adalah yang paling lapang, dan hatinya sangat lembut dan ringan. Hati dan nuraninya dapat mencegah segala bentuk kejahatan dan mendorong untuk melakukan segala bentuk kebaikan. Hatinya dapat mengendalikan sifat iri hati, dengki, memaki orang lain, perbuatan tercela, kebencian, kesombongan, dan ingin dipuji.

Ketika hendak berbuat, akalnya selalu mempertimbangkan akibat perbuatannya. Orang beriman tidak suka berceloteh dan sangat menghargai waktu, tidak pernah sombong dan membuang-buang waktu. Tertawanya hanya dengan senyum, bentuk pertanyaannya adalah pelajaran yang berharga, dan evaluasinya adalah pemahaman. Ia tidak pelit dan tidak pernah terburu-buru, tidak pernah bosan dan tidak bodoh, tidak pernah mengeluh atau gelisah, tidak kasar dan tidak sombong.

Apabila menghadapi konflik, ia segera mengevaluasi segala sesuatunya dengan bijak dan simpatik. Ia selalu adil meski dalam keadaan marah. Bersikap lembut saat dibutuhkan dan memiliki cinta yang tulus. Janjinya dapat dipercaya dan selalu ditepati. Ia selalu menanamkan rasa kepedulian dan ingin selalu membantu orang, dermawan dan bertanggung jawab, selalu mengorbankan waktu untuk kepentingan agamanya, selalu mengendalikan hawa nafsunya, tidak suka membalas orang yang menyakitinya, dan tidak peduli terhadap hal yang tidak begitu penting.

Orang mukmin, jika dicaci dan dicela tidak pernah balas mencela; jika diminta atau dituntut sesuatu – bahkan dicegah untuk melakukan sesuatu – tidak pernah marah. Ia tidak pernah gembira yang membuat dirinya lupa diri, tidak iri atas kedukaan dan prestasi orang lain, dan bahkan rela mensyukuri nikmat orang lain.Ia tidak pernah menggunjingkan keburukan orang, selalu gembira dan manis mukanya, tidak keji dan tidak pernah menipu. Ia mampu menahan marah dan senantiasa tersenyum. Pandangannya amat teliti dan kehati-hatiannya begitu besar.

Inilah ciri-ciri Mukmin sebenarnya

Nikmatnya ghodul bashor ^^


“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”

Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada Al-Qur’an surat an-Nur ayat 32 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).



Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk memandang?? Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.

Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:

1. Pandangan yang liar adalah sarana menuju yang haram Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
2. Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
3. Masuknya setan ketika seseorang itu memandang Masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Pintarnya lagi, setan akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan melemparkan panah beracun pada diri kita dan setan melemparkannya secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya. Astaghfirullah…Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?
4. Pandangan tersebut akan menyibukkan hati Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya.
5. Kita dapat merusak hati orang lain Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa saja!!

Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis. Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.

Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35, Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bila hati ini telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih terus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang kita perbuat?? Jadi, kita tinggal memilih, ingin memiliki pandangan yang terjaga atau tidak ?? Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.

Ma’raji: Tazkiyatun Nafs, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dkk Awas Ada Setan, Mengenal Tipu Daya Setan dan Penangkalnya , Wahid Abdussalam, Yahya Mukhtar



SIFAT-SIFAT SEORANG AKTIVIS


Wahai saudaraku aktivis dawah keberadaan antum dalam menyebarkan dawah Islam bukanlah perbuatan bidah namun seperti pohon rindang nan lebat daun & buahnya memiliki akar yang kokoh & cabang yang tinggi;

أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ Yang akarnya kokoh sedang cabangnya menjulang tinggi kelangit 2(QS. Ibrahim: 24).

Aktivis dakwah adalah orang yang menyebarkan kebaikan & cahaya kepada orang yang berada disekelilingnya melalui gerak & perbuatan melalui cahaya yang mengharap ridlo Allah & petunjuknya & dg itu kebaikan & pahala akan menghampiri diantara mereka & bagi mereka yang mengikutinya sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw: Barangsiapa yang menyeru kepada hidayah maka baginya ganjaran seperti ganjaran orang yang mengikutinya & tidak dikurangi sedikitpun ganjaran mereka .2 (HR. Muslim)

Wahai para aktivis dawah hendaknya kita selalu mengenang sabda Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh kaab bin Malik –semoga Allah meridloinya- yang mana beliau menceritakan bagaimana terjadinya baiat Aqabah kedua –baiat yang mampu menghalau syaitan & menggetarkan orang-orang Quraisy- dia berkata: … setelah sekelompok orang dari Aus & Khajraz berkumpul bersama Rasulullah saw & mengecek setiap orang dari mereka keteguhan agama & dirinya Rasulullah saw bersabda kepada mereka: Keluarlah kalian bersama saya 12 orang wakil ini utk menjadi penyeru diartara kaumnya .2 (HR. Ishaq & Ahmad) Jadi tangga dawah & jalan pergerakan serta arah tarbiyah rabbaniyah terlaksana melalui pengambilan baiat para pendawah yang memiliki kemampuan dalam diri mereka melakukan pembinaan & meluruskannya atas apa yang dicintai Allah & diridloi-Nya. Tanggungjawab ini merupakan bagian dari perjanjian yang memiliki syarat-syarat & ganjaran seperti yang telah Allah jelaskan tentang kisah Bani Israil dalam surat Al-Maidah dimana Allah SWT berfirman: وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرائيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيباً وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيل Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari ) Bani Israil & telah kami angkat diantara mereka 12 oran gpemimpin & Allah berfirman: Sesungguhnya Aku beserta kamu sesungguhnya jika kamu mendirikan sholat & menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku & kamu Bantu mereka & kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan kumasukkan ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu sesungguhnya ia talah tersesat dari jalan yang lurus. 2 (Al-Maidah: 12) Dari ayat tersebut Allah menjelaskan perjanjiannya bersama Bani Israil perjanjian dalam dua sisi ; syarat & ganjaran adapun perjanjan bersama para pemimpin pilihan yang merupakan keturunan dari nabi Yakub yang berjumlah 12 orang sedangkan perjanjian dg para pemimpin & orang-orang yang berada dibelakang mereka sebagai perjanjian atas setiap individu & perjanjian ini seperti yang dikenal dalam ilmu usul; ibrahnya bukan karena pengkhususan suatu sebab namun karena keuniversalitas lafadz yaitu perjanjian atas seluruh manusia yang memiliki hubungan yang erat dg Allah. Adapun syarat-syaratnya adalah: Mendirikan sholat & mencakup seluruh substansinya menunaikan zakat harta & hati zakat ilmu & pengetahuan kemudian beriman kepada para rasul & mengakui mereka & sesuatu yang dibawa oleh mereka dg perintah utk beribadah kepada Allah menjauhi Thoghut & tidak cukup hanya beriman dalam ucapan saja namun harus diaplikasikan dalam menolong mereka manhaj mereka jejak mereka & dawah mereka yang mereka bawa yaitu dg bentuk pinjaman & pengorbanan harta & jiwa & bahkan tidak hanya memberikan pinjaman namun juga mencakup pd melakukan ihsan dalam berinfak & bersedekah karena yang demikian merupakan pokok utama dalam setiap permasalahan sampai pd proses penyembelihan & penumpahan darah dalam berkorban. Kemudian setelah itu ganjaran sebagai manifestasi dari syarat وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً Kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik Karena konsekwensi pinjaman adalah kembali kepada pemiliknya maka bagaimana pinjaman ini akan kembali & kapan terjadinya? tentunya pinjaman tersebut akan kembali di dalam dunia & di Akhirat karena ia merupakan sebab terhapusnya dosa & masuknya surga-surga hal ini merupakan ganjaran yang paling sempurna dg perjanjian adapau bagi yang mengkhianatinya maka hasilnya sangatlah jelas yaitu kerugian di dunia & di Akhirat d an yang demikian merupakan kerugian yang sangat jelas. Kemudian setelah pemaparan yang singkat ini wahai para aktivis dawah bersegeralah utk selalu berbaik sangka kepada dirimu sendiri karena sebaik-baik peninggalan adalah sebaik-baik warisan yaitu melalui tarbiyah dg pemahaman yang mendalam iman yang kokoh & amal yang berkesinambungan. Setidaknya ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh para aktivis dawah yang mana telah kami klasifikasikan pd tiga bagian:

Sifat yang mesti dimiliki oleh setiap individu (sifat fardiyyah).

Sifat yang mesti dimiliki dalam berinteraksi dg masyarakat & komitmen terhadapnya (sifat kolektif).

Sifat yang mesti dimiliki dalam rangka meningkatkan kualitas dawah & jihad fi sabilillah.

PERTAMA: SIFAT-SIFAT FARDIYYAH2

Adapun sifat-sifat fardiyyah yang mesti dimiliki oleh seorang aktivis dawah adalah sebagai berikut:

1. Setiap individu hendaknya mengetahui jati dirinya & bersungguh-sungguh meningkatkan diri hingga mencapai tingkat ketaatan pd Allah & Rasul-Nya tunduk kepada segala sesuatu yang datang kepadanya baik berupa perintah & larangan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya: Yang disebut mujahid adalah orang yang bersungguh dalam taat kepada Allah maksudnya adalah sebelum kalian keluar ingin berhadapan dg musuh & memerangi mereka hendaknya kalian menyiapkan diri semampu kalian dg bersungguh-sungguh & kontinyu memerangi musuh yang menguasai jiwa kalian yang selalu mengajak kalian berbuat masiat kepada Allah & Rasul-Nya & membangkang dari hukum yang telah di syariatkan. Selama musuh ini masih melekat dalam diri kalian sehingga menjatuhkan martabat kalian & jauh dari ridla Allah SWT maka kalian tidak akan mungkin mampu mengalahkan & menguasai musuh Allah. Contoh yang lebih dekat adalah saat kalian memerangi manusia dari meminum khamar namun dalam rumah kalian terdapat minuman tersebut tentunya kenyataan seperti itu merupakan kontradiksi yang sangat gamblang antara perkataan & perbuatan & akan menjadi penghancur wibawa kalian penghalang aktivitas kalian & pembatas ruang lingkup kalian ditengah masyarakat umum.

Maka pertama kali yang harus kalian lakukan adalah menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah SWT & melepasnya dari segala kebebasan yang bertentangan dg syariat Allah baru setelah itu berdawah kepada orang lain.

2. Setelah tingkatan jihad adalah tingkatan hijrah. Hijrah yang dimaksud disini bukanlah dalam arti dzahir; meninggalkan tempat tinggal dari kebisingan & kesemrawutan namun yang diinginkan adalah hijrah dari berbuat masiat kepada Allah menuju ketaatan & ridla Allah SWT. Seorang muhajir hakiki adalah jika ia keluar dari tempat tinggalnya karena dilingkungannya ia tidak menemui tempat yang layak utk mempraktekkan secara leluasa hukum-hukum Allah & Rasul-Nya. Namun jika seseorang keluar dari tempat tinggalnya bukan dalam rangka meningkatkan ketaatan kepada Allah tapi utk berbuat masiat kepada-Nya; sungguh ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar & tidak akan memberikan manfaat sama sekali akan hijrahnya dari ujian & musibah. sabagaimana yang telah dijelaskan oleh Raslullah saw dalam sabdanya saat ditanya tentang mana hijrah yang paling utama: Adakah hijrah yang paling utama wahai Rasulullah? Rasul bersabda: hijrah dari sesuatu yang tidak disukai oleh Tuhanmu .2 Dari sini jelas bahwa seseorang yang selalu melakukan masiat kepada Allah maka hijrahnya dari tempat tinggalnya ketempat lain tidak ada nilainya sama sekali disisi Allah SWT maka dari itu saya mengingatkan kepada para aktivis utk segera memerangi kekuatan besar yang berada dalam tubuh kalian sebelum kalian melakukan dawah di alam luar meencermati kondisi hati & selalu memobilisasinya dg ketaatan kepada Allah baik dalam kadaan susah / senang sebelum berhadapan dangan kaum kuffar yang memerangi Islam. Hendaknya kalian -dengan kalimat sederhana- seperti seekor kuda yang diikat kuat dg tali yang ditambatkan dibumi walaupun begitu kuatnya mampu malepaskan diri dari ikatan tersebut sebagaimana sabda Rasulullah saw: Perumpamaan seorang mumin & iman seperti seekor kuda yang memiliki berbagai perbedaan dari kuda liar yang selalu berkeliling mengitari lapangan & masuk kesetiap kebun dg gagah berani masuk kesuatu tempat yang terdapat tumbuhan/rumput yang hijau .2

Hendaknya sifat aktivis dakwah seperti seekor kuda liar & melatihnya menjadi kuda peliharaan yang tertambat dg tali.

3. Berusaha mendisiplinkan & menertibkan aturan hidup yaitu dg lebih dahulu memerangi kebejatan lingkungan terdekat. Maksudnya disini adalah rumah tangga hendaknya kalian memperbaiki rumah tangga kalian kerabat sahabat dekat & lingkungan bukan berarti dg mencela mencaci & membantah mereka namun dg melakukan -secara individu & interaksi sosial- sosialisasi akan keabsahan misi prinsip & ajaran Islam. Karena masyarakat yang terbiasa dg melewati kehidupannya tanpa tujuan & maksud yang jelas seperti halnya seekor binatang tidak mau mengikuti alur kehidupan kalian kecuali mereka telah melihat langsung gambarannya yaitu dg memperlihatkan diri kalian kepada istri-istri anak-anak bapak-bapak ibu-ibu kerabat-kerabat & sahabat kalian prilaku yang baik walaupun pd awalnya kalian orang asing ditengah-tengah keluarga & tempat tinggal kalian. Kursi jabatan yang selalu diimpikan kebanyakan orang dalam mimpi indahnya adalah tampuk kekuasaan & jabatan yang enak seakan seperti lampu yang penuh bara api yang panas bagi kalian. Ala kuli hal kalian wajib melakuan perubahan kepada setiap orang yang kalian anggap paling dekat & katakanlah kapada saya: Demi Allah adakah orang yang telah melakukan perbaikan dalam rumah tangganya tidak mesti melakukan hal yang sama kepada orang lain? sungguh saya sangat gembira sekali & tentram mendengar kabar adanya pergulatan & perdebatan antara anggota jamaah & kerabat mereka dalam rangka mempertahankan aqidah Islamiyah. Namun pd sisi lain saya merasa cemas sekali jika mendengar ada suatu tempat yang belum terjamah sama sekali oleh anggota jamaah sampai sekarang.

Yang perlu diperhatikan disini adalah seseorang jangan melakukan pertentangan / jihad kecuali membekali diri dg logika seperti halnya dokter saat memeriksa pasiennya karena pd hakikatnya seorang dokter tidak mengobati sipasien namun mengobati apa yang dalam dirinya dg segala daya dia memberikan nasehat & motivasi sehingga saat si dokter memberikan obat yang pahit sekalipun / melakukan operasi pd bagian anggota badannya maka pasien akan menerimanya dg senang hati. Begitulah hendaknya para aktivis dawah dalam mengarahkan saudaranya yang sedang terbuai kelalaian & kesesatan menuju jalan yang lurus & hidayah mereka tidak merasa bahwa kalian menggurui mereka sehingga tidak timbul sikap permusuhan dari mereka. Sesungguhnya dawah ini tidak akan tegak -sebagaimana yang telah saya utarakan dg singkat dalam seminar sebelumnya- dg perdebatan baik lisan maupun tulisan walaupun yang demikian merupakan hal mendasar dalam dawah namun jalan terbaik & mulia adalah dg menampakkan diri menjadi tauladan. Jika mereka memandang & mengenal kalian dari kemuliaan perjalanan hidup kesucian akhlak & memiliki semangat juang dijalan Allah merekapun akan mudah menuruti perkataan & ucapan kalian tentunya hal tersebut merupakan cerminan dari sifat Rasulullah saw sebagaimana beliau pernah bersabda tentang karakteristik orang beriman: Jika dipandang mereka selalu berdzikir kepada Allah .2

Saya tidak menyeru kalian utk merubah diri kalian dg serta merta karena yang demikian tidak akan mudah kecuali dg bertahap. Saat kalian ingin memerangi lingkungan dekat berjuang & berkorban demi mencapai tujuan maka cara pengorbanan yang dilakukan secara tidak langsung akan membentuk pribadi baik & pd saatnya nanti akan menjadi suri tauladan yang baik dalam dawah.

Hendaknya kalian mengiringinya dg mempelajari al-Quran & sunnah dalam dawah dg penuh keseriusan & kejelian hingga dapat memahami cara yang tepat mencari jalan hidup yang diinginkan Islam & tipe macam apa yang dicintai Allah SWT / yang diidamkan oleh Rasulullah saw. Sifat karakteristik & akhlak apakah yang dituntut Islam kepada para aktivis gerakan Islam hingga mampu mengangkat bendera dawah & jihad setelahnya? tentunya diantara banyak proses dalam menyiapkan kelompok yang memiliki kecerdasan & kesiapan menghadapi perang membutuhkan 15 tahun yang berkesinambungan dalam marhalah tatsqif & tadrib (pelatihan). Maka hendaknya kalian mempelajari secara rinci periode persiapan ini & memahami fase-fasenya sehingga dapat mengetahui sifat yang bagaimana yang diutamakan oleh Rasullullah saw dalam membentuk para pengikutnya sebelum mempersiapkan yang lainnya mana yang lebih dahulu diutamakan & mana yang diakhirkan? & batas amal apakah yang perlu dikembangbangkan? kapan pujian kepada mereka diberikan? Tauladan inilah yang mesti dijadikan sandaran dalam rangka membersihkan diri. Kalaulah bukan karena waktu yang terbatas saya akan menjelaskan secara detail apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw: Barangsipa yang cintanya karena Allah murka karena Allah memberi karena Allah & mencela karena Allah maka telah sempurnalah keimanannya .2

Bahwa manusia tidak akan sempurna keimanannya kecuali ia melandasi segala kecintaan kemurkaan/kebencian celaan & pemberiannya karena Allah SWT semata tidak ada sedikitpun motivasi & dorongan serta ambisi pribadi apalagi duniawi yang melekat dalam dirinya. Dalam hadits lain Rsulullah saw bersabda: Allah memerintahkan kepada saya 9 perkara: takut kepada Allah saat sunyi & ramai menegakkan keadilan saat marah & suka merasa puas saat miskin & kaya menyambung silaturrahim saat terputus memberi kepada orang yang mengharamkannya kepadaku memaafkan orang yang mendzalimiku menjadikan diam sebagai bahan perenungan lidah sebagai dzikir & pandangan sebagai ibrah (pelajaran) .2 Setelah itu beliau melanjutkan: Dan memerintahkan kapada yang maruf & mencegah yang mungkar .2 Dari sini dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dg wasatan adalah jika memfokuskan diri kepada melakukan amar amruf nahi mungkar wajib bagi setiap individu memiliki sifat demikian karenanya tidak akan mungkin terlaksana dawah ini kecuali dg merealisasikan tuntutan yang urgen ini.

KEDUA: SIFAT-SIFAT KOLEKTIF

Setelah membahas sifat-sifat personal kita membutuhkan bagian lain yaitu sifat-sifat kolektif sebagai penopang pembangunan kehidupan bersama & melakukan konsolidasi sistem gerakan serta menambah kekokohan jamaah agar terjalin sesama anggota saling cinta gotong royong & tolong menolong saling memberi nasehat & wasiat pd kebaikan & kesabaran serta bersama-sama melaju dalam jalan dawah.

Sifat-sifat ini juga dibutuhkan oleh jamaah lainnya dimuka bumi ini karena jika tidak akan terjadi diantara mereka saling mengedepankan kepentingan pribadi sehingga tidak memiliki hubungan yang erat & pd akhirnya mereka tidak mampu melawan kebatilan & memberantasnya. Saya tidak memungkiri kebenaran yang ada dalam tubuh umat sifat yang mulia & akhlak yang terpuji namun yang sangat disayangkan adanya keinginan menonjolkan sifat individualnya karena jika yang demikian masih melekat dalam tubuh suatu jamaah maka akan sulit menolak tantangan yang lebih besar kecuali hanya berkisar kepada perbaikan pribadi.

Misi yang harus dilakukan setelah memperbaiki diri perjalanan hidup setiap anggota adalah bertawakkal (menyerahkan segala urusannya) kepada Allah sehingga menghasilkan keharuman citra & sejarah yang mulia & diirngi dg kesempurnaan amal jamai (kolektif). Bahwa akrobat sekalipun ia berani kuat & mampu mengangkat beban yang berat & dapat melawan beberapa orang dalam satu pertandingan namun ia tidak akan mampu menandingi sekelompok tentara yang tertata rapi. Demikianlah banyak diantara kita yang terpecah-pecah dalam mensosialisasikan kebajikan namun tidak memiliki ikatan hati & ukhuwah ibaratnya mereka seperti pemain akrobat yang tidak mau bekerja sama dg kelompoknya secara teratur namun ia mau menghadapi musuh yang bersatu dalam barisan yang rapi. Kebaikan individu umat islam kepribadian yang baik & terpuji baik ketinggian akhlak & perjalanan hidup yang suci adalah merupakan keniscayaan namun kami akan merasa tenang & tentram jika hal tersebut diiringi dg kebaikan kolektif.

Al-Quran telah menjelaskan permasalahan ini dalam beberapa ayat-ayatnya sebagaiman telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw secara gamblang pd sekian banyak sabdanya. Jika kita mau menelaah Al-Quran & sirah Rasulullah saw & sejarah para sahabat -semoga Allah melimpahkan ridla-Nya kepada mereka- akan kita dapati suri tauladan yang baik yang tidak terhitung jumlahnya tentang akhlak kolektif yang menakjubkan karena itu kalian hendaknya menelaah kembali kitab-kitab yang berkenaan dengannya secara teliti & cermat hingga melahirkan pertanyaan: apa & dari segi mana kekurangan akhlak tersebut kemudian apa kiat-kiat utk mengetahui akhlak tersebut. Fenomena yang dapat dilihat dari kehidupan kita adalah bahwa setiap individu tidak bisa hidup dalam kesendirian tapi mesti berinteraksi dg orang lain jika ada dalam setiap individu memiliki sifat berbaik sangka sikap terpuji akhlak mulia itsar & berkorban maka perbedaan karakter tidak akan menjadi penghalang dalam membangun kebersamaan diantara mereka karana suatu jamaah tidak akan dapat terbentuk kecuali berdiri diatas prinsip ; membuang buruk sangka terhadap orang lain sebagaimana ia mampu membuang buruk sangka yang ada dalam jiwanya sendiri. Jika tidak dapat menemui sifat itsar & berkorban dalam jiwa kalian maka janganlah berfikir mampu akan melakukan revolusi (perubahan) dalam kehidupan sosial.

KETIGA:

Sifat yang mesti dimiliki dalam rangka meningkatkan kualitas dawah & jihad fi sabilillah.

1. MUJAHADAH DI JALAN ALLAH

Adapun sifat ketiga adalah mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam barjuang di jalan Allah SWT hal ini telah disebutkan dalam Al-Quran & sunnah Rasul secara detail & terperinci. Pertanyaannya adalah: Bagaimana & tingkatan mana yang harus diaplikasikan lebih dahulu? utk menjawabnya kita harus mencermati sesuatu yang tersirat dalam Al-Quran & sunnah baik dari segi hukum & pendidikan & meneliti kembali dari segi mana yang dapat kita jadikan senjata utk berperang dijalan Allah SWT? dari sini secara singkat saya akan jelaskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh setiap aktivis dalam bermujahadah di jalan Allah SWT.

2. SABAR

Sabar merupakan konsekwensi dari sifat pertama.

Sifat ini bukan hanya merupakan salah salah konsekwensi logis yang harus diterapkan dalam bermujahadah di jalan Allah namun juga merupakan bagian dari sifat dalam segala hal perbedaannya adalah ; bahwa dalam mujahadah di jalan Allah (jihad) membutuhkan kesabaran yang begitu kuat sehingga tidak mudah lentur & lemah keimanannya sedang jihad dalam arti bekerja & berusaha juga membutuhkan kesabaran namun dalam ukuran yang berbeda.

Sabar dalam jihad dijalan Allah memiliki berbagai macam cara: diantaranya adalah kehati-hatian & tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu kegiatan / step by step (selangkah demi langkah). Selain itu adalah al-istiqamah & gigih dalam beramal sehingga tidak mudah futur saat menjumpai kesulitan ujian & rintangan. Atau juga tidak mudah berputus asa jauh dari sifat al-wahn (cinta dunia & takut mati) walaupun tanda-tanda keberhasilan yang diharapkan belum tampak jelas tapi terus bekerja walau dalam keadaan bagaimanapun. Adapaun ciri lainnya ; tidak mudah goyah saat berhadapan dg bahaya kesulitan rintangan yang akan mengancam jiwanya. Tidak mudah kehilangan keseimbangan walau dalam keadaan yang sangat kritis & genting baik yang menyangkut dg gejolak hati. Tidak gegabah. Tidak hanya mengandalkan perasaan sebelum mengerahkan nalar & penelitian (cek & ricek) terlebih dahulu. Dan selalu melakuakn kegiatannya dg penuh ketenangan kecermatan akal ketegaran & kegigihan.

Perlu diketahui bahwa kalian tidak hanya diperintahkan utk bersabar saja namun juga deperintahkan utk mengokohkan & meneguhkan kesabaran tersebut didalam lubuk hati kalian. Menghadapi kekuatan musuh yang mamiliki persenjataan lengkap harus dg senjata yang lebih unggul dari mereka sehingga dapat dg mudah menghancurkan & menundukkan mereka Allah SWT berfirman: dan kuatkanlah kesabaran kalian setelah sebelumnya diperintahkan: wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian .

Sesungguhnya saat berperang dg mereka guna meninggikan bendera kebenaran harus diimbangi dg kesabaran karena kalian mungkin tidak dapat menemui diri kalian yang layak dg asumsi bahwa mempersenjatai diri dg sepuluh macam kesabaran sudah cukup. Bacalah sejarah peristiwa perang dunia kedua bagaimana kesabaran yang ditampakkan oleh bangsa Jerman Jepang & Amerika dalam menegakkan kebatilan mereka menghancurkan pusat laboratorium pabrik-pabrik rumah-rumah & terminal-terminal dg tangan mereka sendiri padahal dg susah payah mereka membangunnya & memakan waktu yang begitu lama. Jika memang harus terjadi peperangan kenapa harus tega membantai manusia dg tank-tank yang dikendarai prajurit yang kekar diatas roda-roda yang terbuat dari besi yang kuat? Kenapa mereka begitu sabar & istiqamah melakukan penyerangan dg pesawat tempur padahal mereka juga terancam kematian? selama kesabaran tidak mencapai 105 % dibanding kesabaran mereka kita tidak akan mungkin bisa melawan & mengalahkan mereka.

Selama dari segi kekuatan & jumlah kita tidak diperhitungkan oleh mereka maka kalian tidak boleh merasa rendah diri namun tanamkanlah kekuatan diri & jiwa dg kesabaran tsabat (keteguhan hati) & istiqamah.

3. ITSAR

Memiliki sifat itsar (mendahulukan kebutuhan/kepentingan orang lain) & jiwa berkorban; baik terhadap waktu tenaga fikiran & masa depan & berkorban terhadap cita-cita & harapan.

Selama kita masih terus dianggap terbelakang dibandingkan dg kekuatan mereka & utk melengkapi kekurangan -dari segi senjata & personil- utk mengalahkan mereka agak sulit & membutuhkan waktu lama maka kita harus memiliki keunggulan lain; jiwa berkorban & itsar (mementingkan hajat orang lain). Namun yang membuat hati saya sedih & meneteskan air mata; ada diantara kita yang sudi menjual diri mereka kepada musuh-musuh Allah hanya karena ingin mendapatkan harta yang sedikit.

Hal tersebut merupakan fenomena yang dapat menghilangkan gairah umat utk berjuang sehingga tidak ada lagi harapan yang ingin di capai. Ada diantara mereka yang berat mengorbankan diri utk berkhidmah kepada agama Allah walau dg imbalan yang minim. Jika diantara kita tidak ada yang mau berkorban & tidak berusaha memompa diri dalam berjihad dijalan Allah maka bagaimana mungkin sebuah gerakan Islam akan maju & berkembang ditengah arus globalisasi yang kian gencar ini. Padahal tidak ada suatu gerakanpun didunia ini yang bisa maju & berkembang jika hanya bergantung kepada personilnya hanya mengandalkan kekuatan tangan & kaki saja. Karena keduanya tidak akan mungkin memberikan manfaat jika tidak diiringi dg hati yang bersih & akal yang cerdas. Dengan kata lain kami membutuhkan pemimpin & jendral yang berilyan agar dapat dimanfaatkan dalam dawah … namun ironisnya; mereka yang memiliki potensi ideologi & kecerdasan akal memiliki kecerdasan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia gigih dalam bekerja siang & malam & memiliki prestise yang tinggi namun tidak memiliki perhatian terhadap dawah apalagi mereka tidak mau mengorbankan karirnya maka akan sulit mewujudkan impian & harapan guna membangun Islam & bangkit dari keterpurukan.

Jika kalian tetap mengharapkan kepada mereka yang kering akan jiwa berkorbannya guna memenangkan peperangan kepada mereka yang suka berbuat kerusakan dimuka bumi ini yang gencar menginfakkan harta mereka demi menegakkan kebatilan maka tidak ada yang dapat kalian raih & capai kecuali hanyalah kehinaan belaka.

4. SEMANGAT DALAM MENGGAPAI CITA-CITA

Jika ada yang memahami misi gerakan ini hanya sekedar pemberian jaminan kehidupan yang tentram sementara tidak ada dalam dirinya tanggung jawab utk menyebarkannya maka pd hakikatnya pemahaman tersebut tidak akan memberikan kontribusi positif dalam gerakan dawah ini ibaratnya tidak menggemukkan & tidak pula menghilangkan rasa lapar.

Sesungguhnya kewajiban kita semua adalah memiliki hati yang bergelora & menyala yang bisa disumbangkan demi kemaslahatan dawah. Paling tidak harus ada dalam diri kita jiwa semangat memajukan dawah ini. Jika anak anda sakit maka jangan dibiarkan begitu saja tapi bawalah ia ke dokter. Saat anda tidak menemui solusi akan kebejatan moral anak anda & membuat kekhawatiran yang mendalam sehingga mendorong anda utk berusaha & bekerja keras utk memperbaikinya maka lakukanlah sesegera mungkin.

Kita harus memiliki perasaan yang jujur dalam setiap keadaan guna mencapai misi ini bersikap tenang ikhlas & bersih dari keinginan duniawi & selalu berkeinginan utk meningkatkan kesungguhan sehingga urusan pribadi & keluarga dinomor duakan bahkan tidak menolehnya kecuali dg sikap pasif. Kita tidak melakukan usaha utk urusan pribadi saja kecuali hanya sedikit waktu / tenaga yang dialokasikan sehingga pekerjaan yang kita lakukan tidak hanya tertuju pd kesenangan hidup duniawi saja. Perasaan ini jika tidak bersumber dari lubuk hati yang murni & diiringi dg ruh & jiwa bergelora maka akan sulit memberikan kewibawaan terhadap perkataan yang kita ucapkan. Apakah kalian tidak melihat mayoritas manusia yang mendukung & memberikan motivasi melalui opini yang mereka sampaikan namun sedikit diantara mereka yang mau berpartisipasi dalam gerakan ini & berkorban dg harta & jiwa mereka.

Kalau saja pd tiap diri kita memiliki pemikiran yang demikian & berusaha mengevaluasi apakah kita termasuk anggota jamaah ini dalam bentuk ideologi saja / secara keseluruhan / ada dalam jiwa ini keinginan yang bergelora utk merealisasikan misi dawah & berusaha semampunya membentuk perasaan ini dalam jiwa walaupun tidak memiliki hubungan yang erat dg dawah? padahal sejatinya jika hati manusia memiliki ikatan yang erat dg misi dawah maka ia mesti membutuhkan motivasi & mobilisasi dari pihak lain karena merupakan hal yang mustahil adanya kekuatan di pusat namun dicabangnya ada kelemahan & kelalaian dalam tugas menyebarkan dawah sehingga penyakit incapabiliti & paralizati terjangkit hanya bisa memberikan solusi dg memindahkan sebagian anggotanya dari suatu tempat ketempat lainnya / menonaktifkannya dari dawah.

Jika ada diantara kalian anaknya sakit janganlah kalian serahkan hidup & mati anak itu kepada orang lain jangan anda tinggalkan begitu saja dg alasan tidak ada yang mampu menyembuhkannya tidak ada yang memberikannya obat / tidak ada dokter. Jika kalian tidak menemukan orang yang mampu menngobatinya maka hendaknya kalian melakukannya sendiri karena anda lebih berhak daripada orang lain. Tidak mustahil ada orang yang memiliki perhatian terhadap anak orang lain & berusaha ingin mencampuri urusannya namun sangat tidak mungkin ada orang yang tega menutup matanya terhadap urusan anaknya sendiri & tidak mau berusaha mengobati anaknya jika jatuh sakit.

Demikian juga hubungan kalian dg dawah ini yang bersumber dari lubuk hati kalian bagaimana mungkin kalian rela acuh terhadap dawah ini sibuk dg urusan lain sebagaimana tidak mungkin jika kalian hanya bersantai & duduk-duduk dirumah sibuk dg pekerjaan pribadi dg alasan tidak ada yang membantu dalam meningkatkan ruhiyah / menegurnya jika melakukan kesalahan. Jika hal ini tidak menunjukkan sesuatu pd diri kalian kecuali karena lemahnya hubungan diri kalian dg Allah & kurangnya semangat berkorban utk meninggikan kalimat Allah dimuka bumi.

Jika saja hubungan kalian dg Allah sangat kuat maka tentu kalian akan melupakan diri kalian sendiri tidak akan takut terhadap kematian & kehidupan yang penuh hambatan. Maka perkenankan kepada saya mengatakan sesuatu ; jika kalian melangkahkan kaki dalam dawah ini dg hati yang dingin maka pasti kalian akan menemui kegagalan yang dahsyat kegagalan yang tidak akan memancarkan keberanian para generasi selanjutnya utk bergelut dalam gerakan dawah hingga masa yang panjang. Hendaknya kalian memperlihatkan ketegaran hati & akhlak terpuji sebelum memikirkan langkah berikutnya yang begitu besar menyiapkan diri dg keberanian & kegigihan serta siap menghadapi bahaya yang siap menghadang dalam berjihad dijalan Allah SWT.

5. BERKESINAMBUNGAN DAN TERATUR

Hendaknya kaian membiasakan diri dalam melakukan kegiatan yang berkesinambungan & teratur. Sungguh umat Islam sebelum kalian telah mengaplikasikan hal itu dg melakukan perbuatan yang mudah & tidak melangkah kecuali jelas maksud & tujuannya. Walaupun pekerjaan yang mereka lakukan sebelumnya termasuk sia-sia seperti debu yang berterbangan. Hendaknya kalian merubah kebiasaan kalian & melatih diri kalian dg pekerjaan yang tetap memiliki prospek & hasil dalam jangka panjang dg teratur & rapi. Karena setiap perbuatan walaupun nilainya rendah dalam pandangan kalian namun memiliki nilai yang strategis hendaknya kalian melakukannya dg itqan (propesional & proporsional) tanpa menunggu hasil dg tergesa-gesa tanpa mengharapkan pujian & ucapan terimakasih dari orang lain atas kerja keras kalian.

Karena medan jihad tidak hanya satu periode & setiap prajurit dalam berperang tidak semuanya maju kebarisan depan namun dalam bahasa jihad perang hanya sekali & karenanya membutuhkan persiapan yang matang & waktu yang panjang jika ada beberapa ribu pasukan sedang berperang menghadapi musuh dibarisan terdepan maka harus ada barisan dibalakang sepuluh ribu pasukan lain yang berdiri & sibuk menyiapkan kebutuhan perang walaupun pd kenyataanya nilai tidak sebanding dg orang yang terjun langsung dalam perang.

Semoga kita semua menjadi aktivis dakwah yang mau memiliki sifat-sifat tersebut diatas sehingga mampu mengemban amanah dakwah secara maksimal & mampu melakukan perbaikan di tengah masyarakat yang sedang dilanda sakit.

Allahu Akbar Walillahilhamdu…

Tujuh Keajaiban Dunia

Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas

Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?



Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

* Hewan Berbicara di Akhir Zaman



Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,



“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.



Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]



Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,



“Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]



* Pohon Kurma yang Menangis



Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur,



“Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]



Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata,



“Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang korma itu (untuk menenangkannya)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]



* Untaian Salam Batu Aneh



Mungkin kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana dalam sabdanya,



Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang”.[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].



* Pengaduan Seekor Onta



Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya.



Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai Rasulullah”.



Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,



“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]



* Kesaksian Kambing Panggang



Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:



Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata,



“Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun”. Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]

* Batu yang Berbicara



Setelah kita mengetahu adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala perkara ghaib.



Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,



“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]



Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]



* Semut Memberi Komando



Mungkin kita pernah mendengar cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara dengan hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya hewan yang berbicara kepada hewan yang lain, bahkan memberi komando, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Hewan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,



“Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS.An-Naml: 16-19).



Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin



Diambil dari www.almakassari.com

Ingin seperti Rasulullah............



1. Kesederhanaan Rasulullah

Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Air mata ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?” ‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”

Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”

‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)



2. Rasulullah SAW sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:

* Rasulullah SAW tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah SAW menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.

* Rasulullah SAW selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah SAW memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

* Rasulullah SAW tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah SAW menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

* Rasulullah SAW sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah r.a. dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.

* Rasulullah SAW tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.

* Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu?” Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia.” Rasulullah SAW berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”

* Rasulullah SAW tetap lembut dan santun kepada istri. Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.

Inilah sebaris Kehidupan Rasulullah.....Apakah kita termasuk Umatnya ???

Maka ikutilah Jejak Hidupnya !!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

AKHWATimoet Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Celebrity Gossip