b:include data='blog' name='all-head-content'/>
bismillah

Welcome

31. Katakanlah ( Muhammad ), " Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. " Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang,
32. Katakanlah ( Muhammad ), " Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-org kafir. " ( QS. Ali Imron : 31-32 )
Fruity Cherry Heart

Senin, 27 Desember 2010

Kalimat Motivasi dan Renungan Islam

Diposting oleh AKHWATimoet di 23.47 0 komentar


Ada tiga hal, barang siapa di dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut, Allah akan menghamparkan naungan-Nya (rahmat) kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga, yakni bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang lemah, belas kasih kepada kedua orangtua, dan berbuat baik kepada hamba sahaya. [Rasulullah saw., dari Jabir r.a. riwayat Tirmidzi]

Dua hal yang tidak ada satupun yang melebihi keunggulannya adalah Iman kepada Allah SWT dan memberi manfaat untuk kaum muslimin. [Rasulullah saw]

Ada dua jenis perbuatan di dunia ; yang sukses dan yang gagal. Sekarang renungkanlah bahwa perbuatan yang tergesa-gesa yang didorong oleh hawa nafsu, bukannya oleh hikmah, cenderung untuk gagal. Semakin orang mengerjakan sesuatu dengan emosional, maka kecenderungannya untuk gagal lebih tinggi. Pendek kata, orang harus berfikir dalam-dalam sebelum berbuat. Berpikir dalam-dalam akan membuahkan kesungguhan, dan setiap muslim harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu disertai kesadaran bahwa dia akan menghadapai hari Pengadilan, dan dia harus menyadari bahwa dia akan menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Semakin kita berbuat dengan benar, kita akan semakin sukses. [Gai Eaton (dari Muslim Today)].

Kebanyakan orang tidak berdoa hingga mereka mengalami kesulitan. Jika orang sangat memerlukan pertolongan, barulah mereka banyak berdoa. Tetapi setelah mereka mendapatkan yang diinginkannya, mereka mengurangi doanya. Jika seorang mandi lima kali sehari, tubuhnya akan bersih. Shalat lima kali sehari membersihkan pikiran. [Muhammad Ali - juara Tinju Dunia]

Dengarkan hatimu, jangan dengarkan nafsumu. Nafsuu mengajakmu untuk berbangga-bangga dan mengejar kemegahan dunia. Berpalinglah dari kebanggaan yang semu, dan arilah Dia di dalam lubuk hati dan jiwamu. [Syaikh Abdul Qadir Jailani].

Jangan mencoba lari dari ujian dan penderitaan, tetapi hadapilah dengan penuh kesabaran. Ujian dan penderitaan itu tidak dapat dihindari, maka mau tidak mau harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan agar seluruh dunia dengan segala isinya yang telah diciptakan berubah hanya untuk menyenangkanmu? Para nabi a.s. adalah sebaik-baik makhluk, namun mereka selalu mengalami penderitaan, demikian pula dengan para pengikutnya. Orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka untuk mencapai kemuliaan hendaknya juga menjadikan mereka sebagai suri tauladan. [Syaikh Abdul Qadir Jailani].

Apa saja yang diucapkan menunjukkan apa saja yang ada di dalam hati.
Penjelasan : lidah mengungkapkan apa yang di dalam hati. Jika hati dalam keadaan bingung atau sakit, demikian pula dengan perkataan. Jika hati dalam keadaan sehat dan bersih, maka perkataan yang diucapkan adalah hal-hal yang baik. Jika Anda memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diucapakan seseorang, Anda akan mengetahui hubungannya dengan Allah SWT dan kedudukannya disisi Allah. [Hikam, Ibn Atha'illah].

Tingkatan cinta yang paling tinggi adalah Tatayyum (terpikat). Tingkatan yang paling rendah adalah alaqah (terikat), jika hati terikat dengan yang dicintai maka muncullah sabahah (tergila-gila), ketika hati merasa terpesona; kemudian gharam (hasrat), ketika cinta tidak mau pergi dari hati ; kemudian asyaq (cinta yang sangat bergairah), dan akhirnya Tatayyum. [Ibn Taimiyah]

Jika pikiran buruk tidak dikendalikan, pikiran itu akan menghasilkan hasrat, hasrat akan menghasilkan keinginan, keinginan akan menghasilkan tujuan, dan tujuan akan menghasilkan perbuatan, dan perbuatan akan menghancurkan dan menyebabkan azab Allah SWT. Maka pikiran yang buruk harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Sesuatu yang melintas ke dalam pikiran adalah penyebab dari semua perbuatan. [Abu Hamid Al-Ghazali].

Hati bisa mengeras sebagaimana tubuh bisa sakit, obatnya adalah bertaubat dan memohon perlindungan (dari kezaliman). Hati bisa berkarat seperti cermin yang buram, dan pengkilatanya adalah dengan berzikir. Hati bisa telanjang seperti tubuh yang telanjang, dan pakaiannya adalah takwa. HHati bisa lapar dan haus seperti tubuh yang haus, dan makanan dan minumannya adalah ilmu, cinta, tawakkal, taubat, dan menghamba kepada-Nya. [Ibnu Qayyim al jauziyah].

Obatmu ada dalam dirimu, tetapi engkau tidak merasakannya. Sakitmu berasal dari dirimu, tetapi engkau tidak melihatnya. Engkau menganggap bahwa dirimu sangat kecil, padahal dirimu dapat memuat alam semesta. Sesungguhnya dirimu adalah kitab yang nyata, yang di dalamnya tersembunyi abjad yang dapat dibaca. Untuk itu, engkau tidak perlu mencari sesuatu diluar dirimu, apa yang kau cari telah ada ddalam dirimu, jika engkau mau memikirkannya. [Ali bin Abi Thalib r.a.]

Aku mencari teman yang baik, tetapi aku tidak menemukan teman yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian yang baik, tetapi aku tidak menemukan pakaian yang lebih baik selain takwa. Aku memikirkan tentang berbagai macam kekayaan, tetapi tidak menemukan kekayaan yang lebih baik daripada merasa dengan yang sedikit. Aku memikirkan tentang semua perbuatan baik, tetapi aku tidak menemukan perbuatan yang lebih baik daripada memberi nasehat yang baik. Aku mencari semua jenis makanan, tetapi aku tidak menemukan makanan yang lebih baik kecuali kesabaran. [Umar r.a.]

Sadarilah akan semua potensimu, gunakanlah semua kekuatanmu untuk meraihnya. Ciptakan sebuah lautan dari tetesan embun. Jangan meminta cahaya dari bulan, tetapi nyalakanlah dari percikan api yang ada pada dirimu. [Muhammad Iqbal].

sumber : www.blog.maz-iwal.com
www.tehirma.blogspot.com
READ MORE - Kalimat Motivasi dan Renungan Islam

Cinta Sejati Dalam Islam

Diposting oleh AKHWATimoet di 00.10 0 komentar

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.

Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).

Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…

Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

***

Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com
READ MORE - Cinta Sejati Dalam Islam

APAKAH MAKNANYA UKHUWAH FILLAH (persahabatan dlm Islam)?

Diposting oleh AKHWATimoet di 00.00 0 komentar


Bila kita fikirkan apakah kita sekarang berukhwah kerana Allah?



Seindah apa ukhwah yang kita miliki atau yang pernah kita alami?
Bagaimana kita menjaga ukhwah itu?

Banyak persoalan yang perlu kita muhasabah semula.Begitu juga dengan diri saya sendiri terasa banyak lagi kekurangan dan kelemahan saya dalam saya bersahabat.Kita susah untuk memahami sahabat tapi yang penting kita cuba untuk memahami sahabat, mungkin suatu hari nanti dia akan memahami kita.Kita semua tidak sempurna tapi kita cuba jadi sahabat yang baik, yang mana dapat membimbing sahabat-sahabat kepada kebaikan bukannya keburukan.Dalam kita bersahabat banyak perkara yang Allah s.w.t uji kita, bila kita tabah dalam menghadapi ujian itu bermakna kita berjaya bersahabat kerana Allah s.w.t. Bila kita lihat makna ukhwah itu sendiri yang bermaksud menyatukan hati dan roh yang terikat dengan dengan ikatan akidah yang satu.

Tingkat ukhwah yang paling rendah adalah berlapang dada dengan sahabat-sahabat dan tingkat ukhwah yang paling tinggi adalah ithar. Kenapa kita dengan orang barat berbeza dalam bersahabat? Orang barat bersahabat untuk keperluan dunia sahaja tapi orang islam bersahabat mengharapkan pertemuan hingga ke syurga.

Atas dasar kerana Allah s.w.t , ikatan yang paling kuat antara hati dan akal. Ukhwah tidak akan putus walaupun besar mana dugaan yang kita hadapi. Berusaha untuk menyayangi sahabat kita dan korbankanlah sedikit perkara dalam hidup kita, semuanya ada hikmah disebaliknya. Jadikan Rasulullah s.a.w sebagai contoh untuk membina ukhwah yang kuat. Rasulullah s.a.w sendiri dapat membina generasi sahabat yang kuat.

10 kepentingan dalam menghubungkan ukhwah:

1) Untuk mendapat keredhaan Allah kerana Dia suka pada orang yang menghubungkan ukhwah begitu juga
Penghuni langit dan bumi.
2) Kita juga mengembirakan para Malaikat di langit kerana mereka amat suka kepada orang yang
menghubungkan ukhwah.
3) Pahala yang berterusan.
4) Rezeki yang diberkati Allah
5) Allah s.w.t melanjutkan usianya.
6) Dapat menambah dan menimbulkan rasa kasih sayang dalam pergaulan seharian.
7) Iblis dan syaitan bertambah gelisah.
Akan disegani dan dihormati oleh masyarakat yang berada disekelilingnya.
9) Mengembirakan jenazah yang berada di alam barzah.
10) Dapat mencetuskan kegembiraan pada kedua belah pihak,tiada amalan yang lebih baik melainkan dapat
mengembirakan hati orang-orang beriman.

Syarat-syarat berukhwah:

Ikhlas
Bersama ukhwah adanya iman dan taqwa
Melazimi ajaran Islam (amar makruf nahi mungkar)
Nasihat-menasihati ke jalan Allah s.w.t.
Tolong-menolong kerana Allah s.w.t.
Status dua orang yang berukhwah:
Darjat yang tinggi di syurga Allah s.w.t.
Mendapat kemuliaan pada hari kebangkitan.
Menyayangi seseorang kerana Allah s.w.t bukan sebab lain hanya hadir pada hati yang bersih.Dunia dan segala hiasannya dipandang kecil berbanding keredhaan Allah s.w.t.
Kasih sayang yang hebat dan suci sehinggakan Allah s.w.t akan memuliakan hambaNya yang mampu berbuat demikian.
Rasulullah s.a.w juga menyarankan agar kita menzahirkan kasih sayang kita kerana ukhwah sangat penting dalam membentuk masyarakat.

Ciri-ciri mereka yang berukhwah kerana Allah s.w.t:

Tidak membiarkan atau meninggalkan sahabatnya yang dalam kesusahan.
Bersifat toleransi dan memaafkan.
Berjumpa dengan wajah yang tersenyum.
Bersahabat ikhlas kerana Allah s.w.t.
Setia dan berbuat baik pada sahabat.
Tidak mengumpat dan tidak menceritakan keburukan sahabat.
Mengelakkan perselisihan pendapat,gurauan yang berlebihan dan tidak tepati janji.
Bersifat pemurah dan muliakan sahabat.
Mendoakan sahabat.

Bagaimana cara untuk kita mencapai roh ukhwah?

1) Memberitahu kepada saudara yang dicintainya- Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila seseorang
mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu kepadanya”. (H R Abu Daud dan Tirmizi)

2) Berdoa untuk mereka- Menurut riwayat Muslim bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak seorang
hamba mukmin berdoa untuk saudaranya dari kejauhan kemungkaran melainkan malaikat berkata, dan
bagimu juga seperti itu”.

3) Berjabat tangan bila bertemu- Rasulullah s.a.w menyarankan pada umatnya bila bertemu dengan
saudara-saudara agar cepat-cepatlah berjabat tangan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Daud
dari Barra: “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah”.

4) Memberi senyuman ketika bertemu- Hadis riwayat dari Abu Dzhar r.a bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda: “Janganlah engkau remehkan kebaikan apa sahaja yang datang dari saudaramu dan jika
engkau berjumpa saudaramu maka berikan dia senyuman kegembiraan”. (H R Muslim)

5) Mengunjungi saudara- Dalam kitabnya Al-muwathtaa Imam Malik meriwayatkan bersabda Nabi
Muhammad s.a.w bahawa Allah s.w.t berfirman: “Pasti akan dapat cintaku orang-orang yang mencintai
kerana Aku, dimana keduanya saling berkunjung kerana Aku dan saling memberi kerana Aku”.

6) Menyampaikan ucapan selamat- Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda: “Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat
kebahagiaan nescaya Allah s.w.t mengembirakannya pada hari kiamat”. (H R Tabrani)

7) Memberi hadiah- Imam Dailami meriwayatkan dari Anas dengan marfu’ bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda:

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah kerana hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan
menghilangkan kekotoran hati”.

Memperhatikan keperluan sahabat- Riwayat oleh Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
“Siapa yang meringankan beban penderitaaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan
beban penderitaannya di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang dalam kesusahan pasti Allah
s.w.t akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim
pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah s.w.t akan selalu menolong
hambaNya jika hamba tersebut menolong saudaranya (H R Muslim)

9) Tegakkan hak-hak persaudaraan: Wajib bagi kita menunaikan hak-hak yang dimiliki saudara lain,
Seperti menziarahi saudara yang sakit, mendoakannya ketika bersin dan menolong bagi yang dizalimi.
Perkara tersebut adalah penting untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita pada sahabat kita sekaligus untuk mempereratkan ukhwah bila kita laksanakannya betul-betul kerana Allah s.w.t.
Marilah kita renungi sejenak firmanNya:

“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman).Walaupun kau membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi,nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah dapat mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(al-anfal:63)

Kita dapat merasai kekuatan ukhwah itu kerana ikatan akidah Islam itu adalah sekuat-kuat ikatan. Dari sinilah terbitnya ukhwah fillah (persaudaraan kerana Allah) . Keindahan dalam kita berukhwah akan terserlah apabila iman yang kuat tersemat didlm hati.

Menyingkap kembali ukhwah yang dibentuk oleh Rasulullah s.a.w di dalam jiwa para sahabat, maka di sana terpancarlah betapa mulianya hati-hati yang mampu menghayati erti ukhwah kerana Allah. Bukan harta sahaja yang mereka serahkan bahkan nyawa pun sanggup dijadikan cagaran. Tapi hakikatnya kita pada hari ini adalah jauh berbeza daripada persaudaraan yang diamalkan oleh generasi terdahulu.

Jangankan berkorban untuk sahabat, bahkan peringkat persaudaraan yang paling rendah sekalipun kita tidak mampu laksanaknanya. Persaudaraan yang sejati adalah bermula daripada keikhlasan dan kasih sayang yang benar dan semata-mata kerana Allah. Kesilapan yang lalu jadikan sebagai ikhtibar dan mohonlah padaNya, moga persaudaraan yang kita jalinkan ini akan diredhaiNya.

Berbuat baiklah terhadap orang lain sebagaimana kamu suka diperlakukan. Sekiranya kamu menghormati orang lain,orang lain juga akan menghormati kamu. Sedarilah sahabat-sahabat bahawa tiada siapa yang sempurna, setiap orang mempunyai kecacatan dalam tiap pelakuannya dan menerima kecacatan antara satu sama lain adalah kunci persahabatan yang terbaik.

Berkata ulama: “Janganlah kamu berkawan melainkan dua orang dari tiga orang iaitu orang yang engkau pelajari daripadanya sesuatu tentang urusan agamamu maka orang itu pun memanfaatkan ilmunya kepadamu”

Allah juga telah berfirman: “sesungguhnya di antara kamu itu bersaudara,maka damaikanlah dua saudara kamu yang bertelagah itu.Jadi peliharalah hubungan persahabatan itu”.

Salah satu golongan yang dilindungi di bawah Arasy Allah s.w.t di akhirat kelak adalah pemuda yang bertemu dan berpisah kerana Allah, iaitu persahabatan yang diredhai Allah yang berdasarkan ketaqwaaan kepada Allah. Persahabatan adalah anugerah Allah yang terindah jika ianya berlandaskan atas dasar yang benar.Sahabat adalah seperti cermin kepada kita,kesalahan kita diteguri,bila alpa diingatkannya,bila berduka dihiburkannya,bila sempit dilapangkannya, kata-kata nasihat yang selalu keluar dari mulutnya menambahkan semangat,menjadikan kita kuat dengan cinta, kasih sayang dan persahabatannya darinya.

Dia juga menjadi sumber inspirasi untuk kita terus berdakwah.

Hayatilah persahabatan kerana Allah s.w.t kerana kita akan bertemunya di syurga dan inilah tanda kita betul-betul beriman biar diuji seberat mana kita tetap sayang pada sahabat kita inilah dinamakan ukhwah fillah..moga hubungan yang terjalin sekarang akan terus berkekalan hingga ke akhirnya..

ukhwah fillah Abadan abada
READ MORE - APAKAH MAKNANYA UKHUWAH FILLAH (persahabatan dlm Islam)?

Senin, 27 Desember 2010

Kalimat Motivasi dan Renungan Islam



Ada tiga hal, barang siapa di dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut, Allah akan menghamparkan naungan-Nya (rahmat) kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga, yakni bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang lemah, belas kasih kepada kedua orangtua, dan berbuat baik kepada hamba sahaya. [Rasulullah saw., dari Jabir r.a. riwayat Tirmidzi]

Dua hal yang tidak ada satupun yang melebihi keunggulannya adalah Iman kepada Allah SWT dan memberi manfaat untuk kaum muslimin. [Rasulullah saw]

Ada dua jenis perbuatan di dunia ; yang sukses dan yang gagal. Sekarang renungkanlah bahwa perbuatan yang tergesa-gesa yang didorong oleh hawa nafsu, bukannya oleh hikmah, cenderung untuk gagal. Semakin orang mengerjakan sesuatu dengan emosional, maka kecenderungannya untuk gagal lebih tinggi. Pendek kata, orang harus berfikir dalam-dalam sebelum berbuat. Berpikir dalam-dalam akan membuahkan kesungguhan, dan setiap muslim harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu disertai kesadaran bahwa dia akan menghadapai hari Pengadilan, dan dia harus menyadari bahwa dia akan menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Semakin kita berbuat dengan benar, kita akan semakin sukses. [Gai Eaton (dari Muslim Today)].

Kebanyakan orang tidak berdoa hingga mereka mengalami kesulitan. Jika orang sangat memerlukan pertolongan, barulah mereka banyak berdoa. Tetapi setelah mereka mendapatkan yang diinginkannya, mereka mengurangi doanya. Jika seorang mandi lima kali sehari, tubuhnya akan bersih. Shalat lima kali sehari membersihkan pikiran. [Muhammad Ali - juara Tinju Dunia]

Dengarkan hatimu, jangan dengarkan nafsumu. Nafsuu mengajakmu untuk berbangga-bangga dan mengejar kemegahan dunia. Berpalinglah dari kebanggaan yang semu, dan arilah Dia di dalam lubuk hati dan jiwamu. [Syaikh Abdul Qadir Jailani].

Jangan mencoba lari dari ujian dan penderitaan, tetapi hadapilah dengan penuh kesabaran. Ujian dan penderitaan itu tidak dapat dihindari, maka mau tidak mau harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan agar seluruh dunia dengan segala isinya yang telah diciptakan berubah hanya untuk menyenangkanmu? Para nabi a.s. adalah sebaik-baik makhluk, namun mereka selalu mengalami penderitaan, demikian pula dengan para pengikutnya. Orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka untuk mencapai kemuliaan hendaknya juga menjadikan mereka sebagai suri tauladan. [Syaikh Abdul Qadir Jailani].

Apa saja yang diucapkan menunjukkan apa saja yang ada di dalam hati.
Penjelasan : lidah mengungkapkan apa yang di dalam hati. Jika hati dalam keadaan bingung atau sakit, demikian pula dengan perkataan. Jika hati dalam keadaan sehat dan bersih, maka perkataan yang diucapkan adalah hal-hal yang baik. Jika Anda memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diucapakan seseorang, Anda akan mengetahui hubungannya dengan Allah SWT dan kedudukannya disisi Allah. [Hikam, Ibn Atha'illah].

Tingkatan cinta yang paling tinggi adalah Tatayyum (terpikat). Tingkatan yang paling rendah adalah alaqah (terikat), jika hati terikat dengan yang dicintai maka muncullah sabahah (tergila-gila), ketika hati merasa terpesona; kemudian gharam (hasrat), ketika cinta tidak mau pergi dari hati ; kemudian asyaq (cinta yang sangat bergairah), dan akhirnya Tatayyum. [Ibn Taimiyah]

Jika pikiran buruk tidak dikendalikan, pikiran itu akan menghasilkan hasrat, hasrat akan menghasilkan keinginan, keinginan akan menghasilkan tujuan, dan tujuan akan menghasilkan perbuatan, dan perbuatan akan menghancurkan dan menyebabkan azab Allah SWT. Maka pikiran yang buruk harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Sesuatu yang melintas ke dalam pikiran adalah penyebab dari semua perbuatan. [Abu Hamid Al-Ghazali].

Hati bisa mengeras sebagaimana tubuh bisa sakit, obatnya adalah bertaubat dan memohon perlindungan (dari kezaliman). Hati bisa berkarat seperti cermin yang buram, dan pengkilatanya adalah dengan berzikir. Hati bisa telanjang seperti tubuh yang telanjang, dan pakaiannya adalah takwa. HHati bisa lapar dan haus seperti tubuh yang haus, dan makanan dan minumannya adalah ilmu, cinta, tawakkal, taubat, dan menghamba kepada-Nya. [Ibnu Qayyim al jauziyah].

Obatmu ada dalam dirimu, tetapi engkau tidak merasakannya. Sakitmu berasal dari dirimu, tetapi engkau tidak melihatnya. Engkau menganggap bahwa dirimu sangat kecil, padahal dirimu dapat memuat alam semesta. Sesungguhnya dirimu adalah kitab yang nyata, yang di dalamnya tersembunyi abjad yang dapat dibaca. Untuk itu, engkau tidak perlu mencari sesuatu diluar dirimu, apa yang kau cari telah ada ddalam dirimu, jika engkau mau memikirkannya. [Ali bin Abi Thalib r.a.]

Aku mencari teman yang baik, tetapi aku tidak menemukan teman yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian yang baik, tetapi aku tidak menemukan pakaian yang lebih baik selain takwa. Aku memikirkan tentang berbagai macam kekayaan, tetapi tidak menemukan kekayaan yang lebih baik daripada merasa dengan yang sedikit. Aku memikirkan tentang semua perbuatan baik, tetapi aku tidak menemukan perbuatan yang lebih baik daripada memberi nasehat yang baik. Aku mencari semua jenis makanan, tetapi aku tidak menemukan makanan yang lebih baik kecuali kesabaran. [Umar r.a.]

Sadarilah akan semua potensimu, gunakanlah semua kekuatanmu untuk meraihnya. Ciptakan sebuah lautan dari tetesan embun. Jangan meminta cahaya dari bulan, tetapi nyalakanlah dari percikan api yang ada pada dirimu. [Muhammad Iqbal].

sumber : www.blog.maz-iwal.com
www.tehirma.blogspot.com

Cinta Sejati Dalam Islam


Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.

Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).

Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…

Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

***

Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com

APAKAH MAKNANYA UKHUWAH FILLAH (persahabatan dlm Islam)?



Bila kita fikirkan apakah kita sekarang berukhwah kerana Allah?



Seindah apa ukhwah yang kita miliki atau yang pernah kita alami?
Bagaimana kita menjaga ukhwah itu?

Banyak persoalan yang perlu kita muhasabah semula.Begitu juga dengan diri saya sendiri terasa banyak lagi kekurangan dan kelemahan saya dalam saya bersahabat.Kita susah untuk memahami sahabat tapi yang penting kita cuba untuk memahami sahabat, mungkin suatu hari nanti dia akan memahami kita.Kita semua tidak sempurna tapi kita cuba jadi sahabat yang baik, yang mana dapat membimbing sahabat-sahabat kepada kebaikan bukannya keburukan.Dalam kita bersahabat banyak perkara yang Allah s.w.t uji kita, bila kita tabah dalam menghadapi ujian itu bermakna kita berjaya bersahabat kerana Allah s.w.t. Bila kita lihat makna ukhwah itu sendiri yang bermaksud menyatukan hati dan roh yang terikat dengan dengan ikatan akidah yang satu.

Tingkat ukhwah yang paling rendah adalah berlapang dada dengan sahabat-sahabat dan tingkat ukhwah yang paling tinggi adalah ithar. Kenapa kita dengan orang barat berbeza dalam bersahabat? Orang barat bersahabat untuk keperluan dunia sahaja tapi orang islam bersahabat mengharapkan pertemuan hingga ke syurga.

Atas dasar kerana Allah s.w.t , ikatan yang paling kuat antara hati dan akal. Ukhwah tidak akan putus walaupun besar mana dugaan yang kita hadapi. Berusaha untuk menyayangi sahabat kita dan korbankanlah sedikit perkara dalam hidup kita, semuanya ada hikmah disebaliknya. Jadikan Rasulullah s.a.w sebagai contoh untuk membina ukhwah yang kuat. Rasulullah s.a.w sendiri dapat membina generasi sahabat yang kuat.

10 kepentingan dalam menghubungkan ukhwah:

1) Untuk mendapat keredhaan Allah kerana Dia suka pada orang yang menghubungkan ukhwah begitu juga
Penghuni langit dan bumi.
2) Kita juga mengembirakan para Malaikat di langit kerana mereka amat suka kepada orang yang
menghubungkan ukhwah.
3) Pahala yang berterusan.
4) Rezeki yang diberkati Allah
5) Allah s.w.t melanjutkan usianya.
6) Dapat menambah dan menimbulkan rasa kasih sayang dalam pergaulan seharian.
7) Iblis dan syaitan bertambah gelisah.
Akan disegani dan dihormati oleh masyarakat yang berada disekelilingnya.
9) Mengembirakan jenazah yang berada di alam barzah.
10) Dapat mencetuskan kegembiraan pada kedua belah pihak,tiada amalan yang lebih baik melainkan dapat
mengembirakan hati orang-orang beriman.

Syarat-syarat berukhwah:

Ikhlas
Bersama ukhwah adanya iman dan taqwa
Melazimi ajaran Islam (amar makruf nahi mungkar)
Nasihat-menasihati ke jalan Allah s.w.t.
Tolong-menolong kerana Allah s.w.t.
Status dua orang yang berukhwah:
Darjat yang tinggi di syurga Allah s.w.t.
Mendapat kemuliaan pada hari kebangkitan.
Menyayangi seseorang kerana Allah s.w.t bukan sebab lain hanya hadir pada hati yang bersih.Dunia dan segala hiasannya dipandang kecil berbanding keredhaan Allah s.w.t.
Kasih sayang yang hebat dan suci sehinggakan Allah s.w.t akan memuliakan hambaNya yang mampu berbuat demikian.
Rasulullah s.a.w juga menyarankan agar kita menzahirkan kasih sayang kita kerana ukhwah sangat penting dalam membentuk masyarakat.

Ciri-ciri mereka yang berukhwah kerana Allah s.w.t:

Tidak membiarkan atau meninggalkan sahabatnya yang dalam kesusahan.
Bersifat toleransi dan memaafkan.
Berjumpa dengan wajah yang tersenyum.
Bersahabat ikhlas kerana Allah s.w.t.
Setia dan berbuat baik pada sahabat.
Tidak mengumpat dan tidak menceritakan keburukan sahabat.
Mengelakkan perselisihan pendapat,gurauan yang berlebihan dan tidak tepati janji.
Bersifat pemurah dan muliakan sahabat.
Mendoakan sahabat.

Bagaimana cara untuk kita mencapai roh ukhwah?

1) Memberitahu kepada saudara yang dicintainya- Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila seseorang
mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu kepadanya”. (H R Abu Daud dan Tirmizi)

2) Berdoa untuk mereka- Menurut riwayat Muslim bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak seorang
hamba mukmin berdoa untuk saudaranya dari kejauhan kemungkaran melainkan malaikat berkata, dan
bagimu juga seperti itu”.

3) Berjabat tangan bila bertemu- Rasulullah s.a.w menyarankan pada umatnya bila bertemu dengan
saudara-saudara agar cepat-cepatlah berjabat tangan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Daud
dari Barra: “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah”.

4) Memberi senyuman ketika bertemu- Hadis riwayat dari Abu Dzhar r.a bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda: “Janganlah engkau remehkan kebaikan apa sahaja yang datang dari saudaramu dan jika
engkau berjumpa saudaramu maka berikan dia senyuman kegembiraan”. (H R Muslim)

5) Mengunjungi saudara- Dalam kitabnya Al-muwathtaa Imam Malik meriwayatkan bersabda Nabi
Muhammad s.a.w bahawa Allah s.w.t berfirman: “Pasti akan dapat cintaku orang-orang yang mencintai
kerana Aku, dimana keduanya saling berkunjung kerana Aku dan saling memberi kerana Aku”.

6) Menyampaikan ucapan selamat- Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda: “Barangsiapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat
kebahagiaan nescaya Allah s.w.t mengembirakannya pada hari kiamat”. (H R Tabrani)

7) Memberi hadiah- Imam Dailami meriwayatkan dari Anas dengan marfu’ bahawa Rasulullah s.a.w
bersabda:

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah kerana hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan
menghilangkan kekotoran hati”.

Memperhatikan keperluan sahabat- Riwayat oleh Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
“Siapa yang meringankan beban penderitaaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan
beban penderitaannya di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang dalam kesusahan pasti Allah
s.w.t akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim
pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah s.w.t akan selalu menolong
hambaNya jika hamba tersebut menolong saudaranya (H R Muslim)

9) Tegakkan hak-hak persaudaraan: Wajib bagi kita menunaikan hak-hak yang dimiliki saudara lain,
Seperti menziarahi saudara yang sakit, mendoakannya ketika bersin dan menolong bagi yang dizalimi.
Perkara tersebut adalah penting untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita pada sahabat kita sekaligus untuk mempereratkan ukhwah bila kita laksanakannya betul-betul kerana Allah s.w.t.
Marilah kita renungi sejenak firmanNya:

“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman).Walaupun kau membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi,nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah dapat mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(al-anfal:63)

Kita dapat merasai kekuatan ukhwah itu kerana ikatan akidah Islam itu adalah sekuat-kuat ikatan. Dari sinilah terbitnya ukhwah fillah (persaudaraan kerana Allah) . Keindahan dalam kita berukhwah akan terserlah apabila iman yang kuat tersemat didlm hati.

Menyingkap kembali ukhwah yang dibentuk oleh Rasulullah s.a.w di dalam jiwa para sahabat, maka di sana terpancarlah betapa mulianya hati-hati yang mampu menghayati erti ukhwah kerana Allah. Bukan harta sahaja yang mereka serahkan bahkan nyawa pun sanggup dijadikan cagaran. Tapi hakikatnya kita pada hari ini adalah jauh berbeza daripada persaudaraan yang diamalkan oleh generasi terdahulu.

Jangankan berkorban untuk sahabat, bahkan peringkat persaudaraan yang paling rendah sekalipun kita tidak mampu laksanaknanya. Persaudaraan yang sejati adalah bermula daripada keikhlasan dan kasih sayang yang benar dan semata-mata kerana Allah. Kesilapan yang lalu jadikan sebagai ikhtibar dan mohonlah padaNya, moga persaudaraan yang kita jalinkan ini akan diredhaiNya.

Berbuat baiklah terhadap orang lain sebagaimana kamu suka diperlakukan. Sekiranya kamu menghormati orang lain,orang lain juga akan menghormati kamu. Sedarilah sahabat-sahabat bahawa tiada siapa yang sempurna, setiap orang mempunyai kecacatan dalam tiap pelakuannya dan menerima kecacatan antara satu sama lain adalah kunci persahabatan yang terbaik.

Berkata ulama: “Janganlah kamu berkawan melainkan dua orang dari tiga orang iaitu orang yang engkau pelajari daripadanya sesuatu tentang urusan agamamu maka orang itu pun memanfaatkan ilmunya kepadamu”

Allah juga telah berfirman: “sesungguhnya di antara kamu itu bersaudara,maka damaikanlah dua saudara kamu yang bertelagah itu.Jadi peliharalah hubungan persahabatan itu”.

Salah satu golongan yang dilindungi di bawah Arasy Allah s.w.t di akhirat kelak adalah pemuda yang bertemu dan berpisah kerana Allah, iaitu persahabatan yang diredhai Allah yang berdasarkan ketaqwaaan kepada Allah. Persahabatan adalah anugerah Allah yang terindah jika ianya berlandaskan atas dasar yang benar.Sahabat adalah seperti cermin kepada kita,kesalahan kita diteguri,bila alpa diingatkannya,bila berduka dihiburkannya,bila sempit dilapangkannya, kata-kata nasihat yang selalu keluar dari mulutnya menambahkan semangat,menjadikan kita kuat dengan cinta, kasih sayang dan persahabatannya darinya.

Dia juga menjadi sumber inspirasi untuk kita terus berdakwah.

Hayatilah persahabatan kerana Allah s.w.t kerana kita akan bertemunya di syurga dan inilah tanda kita betul-betul beriman biar diuji seberat mana kita tetap sayang pada sahabat kita inilah dinamakan ukhwah fillah..moga hubungan yang terjalin sekarang akan terus berkekalan hingga ke akhirnya..

ukhwah fillah Abadan abada
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

AKHWATimoet Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Celebrity Gossip