b:include data='blog' name='all-head-content'/>
bismillah

Welcome

31. Katakanlah ( Muhammad ), " Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. " Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang,
32. Katakanlah ( Muhammad ), " Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-org kafir. " ( QS. Ali Imron : 31-32 )
Fruity Cherry Heart

Senin, 26 Juli 2010

ARRAHMAN

Diposting oleh AKHWATimoet di 03.34
“Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan” Arrahman (55) ayat 13,16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 75, 77)

Allah menyebut kalimat tersebut dalam surat Arrahman sebanyak 30 kali. Dalam ayat-ayat tersebut tersirat bahwa begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia tapi sedikit sekali manusia mensyukuri apa yang Allah berikan, bahkan manusia senantiasa mengingkari dan mendustakan apa yang telah Allah berikan dan mengkalim bahwa karena dirinyalah dia sukses. Sebagai contoh Allah menerangkan kisah Qorun yang kikir dan sombong dalam Al-Qur’an:

“Dia Qorun berkata, “Sesunguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku…..”

(Al Qashash: 78)

Sungguh Qorun adalah manusia yang kikir dan sombong dia merasa bahwa karena ilmunyalah dia bisa menjadi orang kaya, padahal kalau kita berfikir mana mungkin kita bisa sukses tanpa ada campur tangan dari Allah SWT. Apakah kita bisa melihat kalau kenikmatan melihat itu dicabut oleh Allah SWT dan apakah kita bisa berjalan kalau kaki kita tiba-tiba dilumpuhkan oleh sang pemilik kaki itu sendiri. Semuanya adalah milik Allah dan manusia tak memiliki apapun karena semuanya adalah pinjaman yang Allah percayakan kepada kita, bagaimana jika Allah tak mempercayai kita lagi? Apa yang akan kita lakukan di dunia ini.

“Apakah kamu merasa akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban”

Ayat diatas mengatakan bahwa Allah menciptakan kita dengan sebuah tujuan, bukan untuk berdiam diri saja dan tidak berusaha sedikitpun, bukan pula sibuk dengan rutinitas kerja hingga kita terlupa akan Allah, tapi Allah menyuruh kita untuk berusaha dan tetap mengingat Allah secara balance, karena segala sesuatunya akan dipertanggung jawabkan, anak-anak kita, harta-harta kita dan apapun yang kita cintai.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka itulah orang-orang yang rugi”. (Qs. Al-Munafiqun [63]: 9)

Seberapa besar kecintaan kita kepada harta, anak, tahta atau lawan jenis kita, tak seharusnya melebihi cinta kita kepada Allah, karena semua itu adalah ujian. Barang siapa yang mampu bersyukur dan bersabar, maka merekalah yang niscaya termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung. Namun barang siapa yang kufur serta selalu mengikuti nafsu dan emosi semata, maka niscaya merekalah yang berada dalam kumpulan orang-orang yang merugi.

Maka dengan adanya ujian melalui nikmat harta, nikmat keluarga, musibah dan kedukaan yang kita alami, sudah sepatutnya manusia bersyukur dengan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah dengan menjaga amanatnya sebagai sebuah tanggung jawab yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, karena apabila kita lulus ujian maka Allah akan meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan kita.

“Jika kalian bersyukur, pasti Aku (Allah) akan tambah (kenikmatan) untuk kalian, dan jika kalian ingkar, sesunggahnya adzab-Ku sangatlah pedih.” (Ibrahim: 7)



Wallahu alam bisawab.

0 komentar on "ARRAHMAN"

Posting Komentar

Senin, 26 Juli 2010

ARRAHMAN

“Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan” Arrahman (55) ayat 13,16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 75, 77)

Allah menyebut kalimat tersebut dalam surat Arrahman sebanyak 30 kali. Dalam ayat-ayat tersebut tersirat bahwa begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia tapi sedikit sekali manusia mensyukuri apa yang Allah berikan, bahkan manusia senantiasa mengingkari dan mendustakan apa yang telah Allah berikan dan mengkalim bahwa karena dirinyalah dia sukses. Sebagai contoh Allah menerangkan kisah Qorun yang kikir dan sombong dalam Al-Qur’an:

“Dia Qorun berkata, “Sesunguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku…..”

(Al Qashash: 78)

Sungguh Qorun adalah manusia yang kikir dan sombong dia merasa bahwa karena ilmunyalah dia bisa menjadi orang kaya, padahal kalau kita berfikir mana mungkin kita bisa sukses tanpa ada campur tangan dari Allah SWT. Apakah kita bisa melihat kalau kenikmatan melihat itu dicabut oleh Allah SWT dan apakah kita bisa berjalan kalau kaki kita tiba-tiba dilumpuhkan oleh sang pemilik kaki itu sendiri. Semuanya adalah milik Allah dan manusia tak memiliki apapun karena semuanya adalah pinjaman yang Allah percayakan kepada kita, bagaimana jika Allah tak mempercayai kita lagi? Apa yang akan kita lakukan di dunia ini.

“Apakah kamu merasa akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban”

Ayat diatas mengatakan bahwa Allah menciptakan kita dengan sebuah tujuan, bukan untuk berdiam diri saja dan tidak berusaha sedikitpun, bukan pula sibuk dengan rutinitas kerja hingga kita terlupa akan Allah, tapi Allah menyuruh kita untuk berusaha dan tetap mengingat Allah secara balance, karena segala sesuatunya akan dipertanggung jawabkan, anak-anak kita, harta-harta kita dan apapun yang kita cintai.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka itulah orang-orang yang rugi”. (Qs. Al-Munafiqun [63]: 9)

Seberapa besar kecintaan kita kepada harta, anak, tahta atau lawan jenis kita, tak seharusnya melebihi cinta kita kepada Allah, karena semua itu adalah ujian. Barang siapa yang mampu bersyukur dan bersabar, maka merekalah yang niscaya termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung. Namun barang siapa yang kufur serta selalu mengikuti nafsu dan emosi semata, maka niscaya merekalah yang berada dalam kumpulan orang-orang yang merugi.

Maka dengan adanya ujian melalui nikmat harta, nikmat keluarga, musibah dan kedukaan yang kita alami, sudah sepatutnya manusia bersyukur dengan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah dengan menjaga amanatnya sebagai sebuah tanggung jawab yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, karena apabila kita lulus ujian maka Allah akan meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan kita.

“Jika kalian bersyukur, pasti Aku (Allah) akan tambah (kenikmatan) untuk kalian, dan jika kalian ingkar, sesunggahnya adzab-Ku sangatlah pedih.” (Ibrahim: 7)



Wallahu alam bisawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

AKHWATimoet Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Celebrity Gossip